“eh
van, vano.. bangun deh cepetan” sayup sayup aku mendengar suara dino
membangunkan ku. “apasih din ? gue baru mau tidur ni” aku menutupi wajahku
dengan bantal. “denger deh suara itu” aku mendengar genjrengan gitar dan suara
yang merdu di beranda gedung seberang yang merupakan asrama putri.
Aku
penasaran dan langsung bergabung dengan dino ke beranda. “liat itu, ternyata
selain cantik dia juga jago main gitar ya, suaranya juga keren” kata dino tanpa
berkedip melihat kearah seorang gadis dengan gitarnya. Dan ketika aku
memperhatikan lebih lanjut ternyata itu adalah yuri. Seketika rasa kagum itu
hilang,aku pun segera masuk ke kamarku lagi dan berencana untuk menjutkan tidurku.
“eh van, mau kemana lo ? kita gabung yuk sama mereka, tadi lisa ngajak kita
gabung kesana” aku malas sekali bertemu dengan yuri aku menutup telingaku
rapat-rapat dengan gulingku. “ayuukk” dino menarik tangan ku, akupun menyerah
dan segera bangkit dari tidurku. Aku berganti pakaian dan dengan enggan langsung
mengikuti dino.
Tak
lama kemudian kami langsung bergabung dengan mereka. Asyik sekali, rasanya
kepenatan seharian belajar di sekolah hilang sudah, otak ter-refresh lagi.
Perasaan benci ku ke yuri mulai berkurang,ternyata dia tidak begitu menyebalkan
juga.
Setelah
selesai aku mulai mengajak yuri berbicara. “hmn, maafin gue ya ?” kataku
memulai. “untuk hal ?” tanya nya. “tadi di kelas” kata ku. “oh, bukan masalah”
yuri tersenyum,manis sekali dia. “kita mulai dari awal ya.. nama gue vano, vano
haldegia.”aku menulurkan tangan ku dan di sambut baik dengannya. “gue yuri,
yurica maurindra” dia tersenyum manis sekali. “mulai sekarang kita berteman
baik ya”tambahku dan di jawab anggukan olehnya.
Kami
asyik mengobrol dam bersenda gurau sampai jam makan malam. “yuk kita langsung
ke dapur sekolah” kata dino memimpin. Mereka pun berjalan cepat menuju dapur
sekolah untuk makan malam.
********
Itulah
pertama kali aku bertemu dengannya, sungguh konyol, ya tapi itu lah
kenyataannya, sampai saat ini aku masih merindukan senyum manisnya yang selalu
menghiasi bibirnya, akupun merindukan lantunan sair-sair yang sangat merdu
terdengar ketika dia bernyanyi, terasa tentram dan hangat. Tak terasa mobilku
sudah sampai di depan rumah dino. Ya, kami memang janjian sebelumnay untuk
berangkat bersama. Aku melihat dino sedang duduk di beranda rumahnya.
“hey
dino” kataku berjalan menghampirinya. “woy bro, makin keren aja lo,haha gimana
apa kabar lo, lama banget ga ngasih kabar” katanya sambil memelukku. “gue baik,
gimana sama lo ? udah nikah lo ?” tanya ku ketika melihat seorang wanita keluar
dari rumahnya. “udah, gue nikah 3 bulan yang lalu, gue mau undang lo tapi gua
ga tau lo dimana,keluarga lo juga ikut ngilang. Kemana sih lo ?” tanya nya
sambil mempersilahkan aku duduk. “gue ngelanjut kuliah ke amerika terus
keluarga gue,gue pindahin semua ke sana hehe eh ini istri lo ? eh weni kan ya
?? aahh kalian nikah juga,ya ampun selamat ya, sorry banget gue ga dateng”
kataku menyesal dan sungguh kejutan besar bagiku melihat kedua sahabatku ini
akhirnya menikah. “ah telat banget lo, tapi thanks bro. Iya nih akhirnya gue
nikahin juga nih weni hahah lo udah nikah ?” tanya dino. “belum gue belum
nikah” jawabku.
“wah
jangan-jangan bener lagi kalo lo gay” kata dino sok mendramatisir. “enak aja,
gue belum dapetin yang pas nih haha udah yuk berangkat keburu telat” kata ku.
Kami pun segera berangkat dengan mengendarai mobilku. “eh apa kabar si yuri ?”
tanya ku penasaran dengan gadis itu. “ga tau, dia sama aja kayak elo, tiba-tiba
ngilang setelah upacara kelulusan.” Jawab weni.
“gue
ga nyangka lho, cewe manis kayak dia juga ternyata kelakuannya hahaah inget ga
sih pas itu................
****
“eh
yuri mana sih ?” tanya ku ke weni dan lisa. “ga tau juga gue, tapi tadi dia
udah ga ada pas gue bangun” jelas lisa. Aku mulai khawatir dengan teman
sebangku ku itu, 5 menit lagi masuk dan dia sama sekali belum menampakkan
batang hidungnya.
Bell
pun berbunyi, tapi yuri belum juga datang. “tok..tok..tok..” suara pintu di
ketuk, dan ternyata yang mengetuk adalah yuri. “maaf pak, boleh saya masuk ?”
tanyanya. “siapa kamu ?saya belum pernah lihat kamu sebelumnya” tanya pak giri
guru ekonomi kami. “saya yuri pak, iya saya murid baru pak.” Jawab yuri tenang.
Pembawaan yuri yang selalu tenang membuat nya semakin menarik di mata semua
orang. “oh,kenapa terlambat ?” tanya pak giri galak. “maaf pak, saya tadi
nyasar” langsung seisi kelas ramai oleh gelak tawa seisi kelas, tapi aku
melihat yuri masih tenang. “oh baiklah silahkan duduk” kata pak giri
mempersilahkan.
Pak
giri pun melanjutkan materi. “lo dari mana ?” tanya ku,karena jelas sekali yuri
tidak mungkin nyasar. “why you want to know ?” tanyanya sambil tersenyum. Aku
hanya menggeleng saja, aku mengerti itu tandanya aku tidak boleh tahu. Aku
hanya diam sepanjang pelajaran.
“eh
lo kok bisa telat sih ri ?” tanya weni.
“gue
lupa jalan tadi” jelas yuri,dan aku yakin dia pasti bohong. Ada sesuatu hal
yang di sembunyikannya, tapi aku tak akan mendesaknya untuk memberi tahu.
“kok
bisa ? padahal tinggal ke kiri aja lho, teruuussss aja” kata lisa menambahkan.
“terus
lo tadi pagi kemana ?gue bangun lo udah ga ada”tanya weni.
“gue
abis mandi keliling-keliling terus gue nyasar deh” jawab yuri singkat.
“eh
balik ke tempat, bentar lagi pak duri dateng” dino memperingatkan. Weni dan
lisa langsung kembali ke tempatnya masing-masing, tiba-tiba saja suasana kelas
menjadi tegang. Pak duri adalah salah satu guru tergalak di sekolahku.
“selamat
siang semua. Oke kita hari ini belajar
tentang lingkungan hidup. Ada yang tau apa itu lingkungan hidup ?” tanya pak
duri, semua anak langsung mengangkat tangan. Padahal aku yakin pasti belum
tentu semua tahu, mereka hanya cari aman saja, karna yang tidak menunjuklah
yang akan di tunjuk untuk menjelaskan.
“kamu,
sebelahnya vano, saya tidak pernah melihat mu sebelumnya. Coba jelaskan apa itu
lingkuungan hidup” yuri langsung berdiri. “nama saya yuri pak, saya murid baru
disini, hmn lingkungan hidup adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan
timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan
komponen lainnya” pak duri hanya menggeleng.
“coba yang lain, iya anisa silahkan” pak duri
mempersilahkan anisa, “yak jadi pak lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dalam lingkungan hidup..
!@#$%^&*?+”
“iya benar sekali anisa,silahkan duduk” pak duri
mempersilahkan anisa duduk.
“maaf pak” yuri mengangkat tangan. “iya ada apa
?” kata pak duri galak. “menurut saya apa yang di jelaskan oleh anisa terlalu
berbelit” seketika kelas menjadi senyap. “lalu ? menurut mu, kamu lah yang
benar ?” pak duri berdiri. “menurut saya, jika belajar hanya menghafal buku
tanpa memahami nya itu percuma pak, yang namanya hafalan suatu saat pasti akan
lupa,berbeda sekali jika kita memahami....”
“keluar !” teriak pak duri. “pak...” yuri berusa
membela. “keluar ! apa yang saya katakan tidak berbelit bukan ? silahkan
keluar” pak duri berteriak. Aku melihat yuri dengan pembawaannya yang tenang
segera berdiri dan keluar. Seluruh isi kelas membisu, pak duri pun melanjutkan
pelajaran.
“maaf pak” yuri mengetuk pintu.
“ada apa lagi ?”
“maaf,saya ingin mengambil
kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu
ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Dan setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku
disebut sebuah halaman.” Yuri mengatakannya dengan cepat tanpa titik dan koma,
Aku melihat pak duri bengong mendengar perkataan yuri.
“maksudnya ?” tanya pak duri bingung. “bukankah bapak lebih
suka dengan bahasa yang berbelit ? dalam bahasa simple nya,saya kembali lagi
untuk mengambil buku saya yang tertinggal” kontan kelas penuh dengan ledakan
tawa seisi kelas, aku melihat wajah pak duri merah padam. Yuri dengan tenang
kembali ke meja untuk mengambil bukunya. “yuri.. lo gila !” yuri hanya
tersenyum dan langsung pergi. “terimakasih pak” katanya.
Hari itu benar-benar gila,dan mulai saat itu juga hampir
semua guru menyuruhnya keluar kelas karena di permalukan oleh yuri, yuri tidak
bermaksud untuk mempermalukan semua guru, dia hanya kesal dengan cara guru
mengajar yang hanya berpatokan dengan buku tanpa mengembangkannya sama sekali,
padahal pergi ke sekolah itu kan untuk memperoleh ilmu baru bukan hanya untuk
menghafal seuatu yang tak di mengerti sama sekali.
- To Be Continued-
0 komentar
Post a Comment