Wednesday, May 8, 2013

my teenage love (part3)


“eh van, vano.. bangun deh cepetan” sayup sayup aku mendengar suara dino membangunkan ku. “apasih din ? gue baru mau tidur ni” aku menutupi wajahku dengan bantal. “denger deh suara itu” aku mendengar genjrengan gitar dan suara yang merdu di beranda gedung seberang yang merupakan asrama putri.
Aku penasaran dan langsung bergabung dengan dino ke beranda. “liat itu, ternyata selain cantik dia juga jago main gitar ya, suaranya juga keren” kata dino tanpa berkedip melihat kearah seorang gadis dengan gitarnya. Dan ketika aku memperhatikan lebih lanjut ternyata itu adalah yuri. Seketika rasa kagum itu hilang,aku pun segera masuk ke kamarku lagi dan berencana untuk menjutkan tidurku. “eh van, mau kemana lo ? kita gabung yuk sama mereka, tadi lisa ngajak kita gabung kesana” aku malas sekali bertemu dengan yuri aku menutup telingaku rapat-rapat dengan gulingku. “ayuukk” dino menarik tangan ku, akupun menyerah dan segera bangkit dari tidurku. Aku berganti pakaian dan dengan enggan langsung mengikuti dino.
Tak lama kemudian kami langsung bergabung dengan mereka. Asyik sekali, rasanya kepenatan seharian belajar di sekolah hilang sudah, otak ter-refresh lagi. Perasaan benci ku ke yuri mulai berkurang,ternyata dia tidak begitu menyebalkan juga.
Setelah selesai aku mulai mengajak yuri berbicara. “hmn, maafin gue ya ?” kataku memulai. “untuk hal ?” tanya nya. “tadi di kelas” kata ku. “oh, bukan masalah” yuri tersenyum,manis sekali dia. “kita mulai dari awal ya.. nama gue vano, vano haldegia.”aku menulurkan tangan ku dan di sambut baik dengannya. “gue yuri, yurica maurindra” dia tersenyum manis sekali. “mulai sekarang kita berteman baik ya”tambahku dan di jawab anggukan olehnya.
Kami asyik mengobrol dam bersenda gurau sampai jam makan malam. “yuk kita langsung ke dapur sekolah” kata dino memimpin. Mereka pun berjalan cepat menuju dapur sekolah untuk makan malam.
********
Itulah pertama kali aku bertemu dengannya, sungguh konyol, ya tapi itu lah kenyataannya, sampai saat ini aku masih merindukan senyum manisnya yang selalu menghiasi bibirnya, akupun merindukan lantunan sair-sair yang sangat merdu terdengar ketika dia bernyanyi, terasa tentram dan hangat. Tak terasa mobilku sudah sampai di depan rumah dino. Ya, kami memang janjian sebelumnay untuk berangkat bersama. Aku melihat dino sedang duduk di beranda rumahnya.
“hey dino” kataku berjalan menghampirinya. “woy bro, makin keren aja lo,haha gimana apa kabar lo, lama banget ga ngasih kabar” katanya sambil memelukku. “gue baik, gimana sama lo ? udah nikah lo ?” tanya ku ketika melihat seorang wanita keluar dari rumahnya. “udah, gue nikah 3 bulan yang lalu, gue mau undang lo tapi gua ga tau lo dimana,keluarga lo juga ikut ngilang. Kemana sih lo ?” tanya nya sambil mempersilahkan aku duduk. “gue ngelanjut kuliah ke amerika terus keluarga gue,gue pindahin semua ke sana hehe eh ini istri lo ? eh weni kan ya ?? aahh kalian nikah juga,ya ampun selamat ya, sorry banget gue ga dateng” kataku menyesal dan sungguh kejutan besar bagiku melihat kedua sahabatku ini akhirnya menikah. “ah telat banget lo, tapi thanks bro. Iya nih akhirnya gue nikahin juga nih weni hahah lo udah nikah ?” tanya dino. “belum gue belum nikah” jawabku.
“wah jangan-jangan bener lagi kalo lo gay” kata dino sok mendramatisir. “enak aja, gue belum dapetin yang pas nih haha udah yuk berangkat keburu telat” kata ku. Kami pun segera berangkat dengan mengendarai mobilku. “eh apa kabar si yuri ?” tanya ku penasaran dengan gadis itu. “ga tau, dia sama aja kayak elo, tiba-tiba ngilang setelah upacara kelulusan.” Jawab weni.
“gue ga nyangka lho, cewe manis kayak dia juga ternyata kelakuannya hahaah inget ga sih pas itu................
****
“eh yuri mana sih ?” tanya ku ke weni dan lisa. “ga tau juga gue, tapi tadi dia udah ga ada pas gue bangun” jelas lisa. Aku mulai khawatir dengan teman sebangku ku itu, 5 menit lagi masuk dan dia sama sekali belum menampakkan batang hidungnya.
Bell pun berbunyi, tapi yuri belum juga datang. “tok..tok..tok..” suara pintu di ketuk, dan ternyata yang mengetuk adalah yuri. “maaf pak, boleh saya masuk ?” tanyanya. “siapa kamu ?saya belum pernah lihat kamu sebelumnya” tanya pak giri guru ekonomi kami. “saya yuri pak, iya saya murid baru pak.” Jawab yuri tenang. Pembawaan yuri yang selalu tenang membuat nya semakin menarik di mata semua orang. “oh,kenapa terlambat ?” tanya pak giri galak. “maaf pak, saya tadi nyasar” langsung seisi kelas ramai oleh gelak tawa seisi kelas, tapi aku melihat yuri masih tenang. “oh baiklah silahkan duduk” kata pak giri mempersilahkan.
Pak giri pun melanjutkan materi. “lo dari mana ?” tanya ku,karena jelas sekali yuri tidak mungkin nyasar. “why you want to know ?” tanyanya sambil tersenyum. Aku hanya menggeleng saja, aku mengerti itu tandanya aku tidak boleh tahu. Aku hanya diam sepanjang pelajaran.
“eh lo kok bisa telat sih ri ?” tanya weni.
“gue lupa jalan tadi” jelas yuri,dan aku yakin dia pasti bohong. Ada sesuatu hal yang di sembunyikannya, tapi aku tak akan mendesaknya untuk memberi tahu.
“kok bisa ? padahal tinggal ke kiri aja lho, teruuussss aja” kata lisa menambahkan.
“terus lo tadi pagi kemana ?gue bangun lo udah ga ada”tanya weni.
“gue abis mandi keliling-keliling terus gue nyasar deh” jawab yuri singkat.
“eh balik ke tempat, bentar lagi pak duri dateng” dino memperingatkan. Weni dan lisa langsung kembali ke tempatnya masing-masing, tiba-tiba saja suasana kelas menjadi tegang. Pak duri adalah salah satu guru tergalak di sekolahku.
“selamat siang semua. Oke kita hari ini  belajar tentang lingkungan hidup. Ada yang tau apa itu lingkungan hidup ?” tanya pak duri, semua anak langsung mengangkat tangan. Padahal aku yakin pasti belum tentu semua tahu, mereka hanya cari aman saja, karna yang tidak menunjuklah yang akan di tunjuk untuk menjelaskan.
“kamu, sebelahnya vano, saya tidak pernah melihat mu sebelumnya. Coba jelaskan apa itu lingkuungan hidup” yuri langsung berdiri. “nama saya yuri pak, saya murid baru disini, hmn lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya” pak duri hanya menggeleng.
“coba yang lain, iya anisa silahkan” pak duri mempersilahkan anisa, “yak jadi pak lingkungan hidup adalah  kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dalam lingkungan hidup.. !@#$%^&*?+”
“iya benar sekali anisa,silahkan duduk” pak duri mempersilahkan anisa duduk.
“maaf pak” yuri mengangkat tangan. “iya ada apa ?” kata pak duri galak. “menurut saya apa yang di jelaskan oleh anisa terlalu berbelit” seketika kelas menjadi senyap. “lalu ? menurut mu, kamu lah yang benar ?” pak duri berdiri. “menurut saya, jika belajar hanya menghafal buku tanpa memahami nya itu percuma pak, yang namanya hafalan suatu saat pasti akan lupa,berbeda sekali jika kita memahami....”
“keluar !” teriak pak duri. “pak...” yuri berusa membela. “keluar ! apa yang saya katakan tidak berbelit bukan ? silahkan keluar” pak duri berteriak. Aku melihat yuri dengan pembawaannya yang tenang segera berdiri dan keluar. Seluruh isi kelas membisu, pak duri pun melanjutkan pelajaran.
“maaf pak” yuri mengetuk pintu.
“ada apa lagi ?”
“maaf,saya ingin mengambil kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Dan setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman.” Yuri mengatakannya dengan cepat tanpa titik dan koma, Aku melihat pak duri bengong mendengar perkataan yuri.
“maksudnya ?” tanya pak duri bingung. “bukankah bapak lebih suka dengan bahasa yang berbelit ? dalam bahasa simple nya,saya kembali lagi untuk mengambil buku saya yang tertinggal” kontan kelas penuh dengan ledakan tawa seisi kelas, aku melihat wajah pak duri merah padam. Yuri dengan tenang kembali ke meja untuk mengambil bukunya. “yuri.. lo gila !” yuri hanya tersenyum dan langsung pergi. “terimakasih pak” katanya.
Hari itu benar-benar gila,dan mulai saat itu juga hampir semua guru menyuruhnya keluar kelas karena di permalukan oleh yuri, yuri tidak bermaksud untuk mempermalukan semua guru, dia hanya kesal dengan cara guru mengajar yang hanya berpatokan dengan buku tanpa mengembangkannya sama sekali, padahal pergi ke sekolah itu kan untuk memperoleh ilmu baru bukan hanya untuk menghafal seuatu yang tak di mengerti sama sekali.

- To Be Continued-

0 komentar

Post a Comment