Hari ini begitu melelahkan,
berjumpa dengan client yang aneh bin ajaib kali ini memang membuat tenaga dan
otak luna terkuras. Dan ini adalah waktunya pulang, benar-benar surga bagi
luna. Sampai dirumah nya luna melihat ayahnya sedang berbincang-bincang dengan
seseorang. “hey lun, sudah pulang” tanya orang itu. “lho mas abi, iya nih,
kapan sampai ?” tanya luna, abi adalah sahabatnya sejak kecil. “ini baru
sampai, langsung kesini” katanya. “wah wah kalian ini memang serasi ya”
tiba-tiba ayah luna ikut bergabung dalam perbincangan mereka. Luna hanya tersenyum
malu. “ayah senang kalau punya menantu seperti nak abi ini” kata ayahnya
menambahkan. Luna dan abi hanya tersenyum malu. “katanya sudah mau sidang
skripsi ya” tanya abi. “iya nih mas” jawab luna malu-malu. “semangat ya” abi
menepuk pundak luna. “wah ya pasti semangat dong kalau abi yang kasih semangat”
kata ayah luna. Luna hanya tersenyum. “ya sudah, abi pulang dulu ya om, lun”
kata abi pamit pulang. “iya hati-hati di jalan” kata luna dan ayah nya
berbarengan.
Tiba-tiba telpon luna berbunyi. ‘bos
nelpon ?ada apa sih ?tumben sekali’ setelah menutup telpon luna langsung pamit
ke ayah nya untuk pergi ke hotel lagi. ‘ada apa lagi sih ini’ tanya luna dalam
hati sambil menghembuskan nafas yang cukup panjang. “lho lun, mau kemana ?”
ternyata abi masih ada di halaman rumah nya. “mau ke kantor, di telpon bos ini”
kata luna. “ya sudah aku antar saja ya ?” tawar abi. “ga usah mas nanti
merepotkan” kata luna.”gak kok, sudah yuk di antar” luna pun di antar oleh abi
ke hotel tempat ia bekerja.
“kamu ini selalu terlambat ya”
bentak ewin. “hey..hey.. apa-apaan ini ? jangan kasar dong sama perempuan” abi
ikut campur. “siapa dia” tanya ewin ke luna dengan nada tinggi. “sudah mas, ini
orang yang aku ceritain, sudah gak papa kok” kata luna, “ beneran ?” abi
khawatir. “iya beneran kok, sudah pulang saja mas, makasih ya sudah mau antar”
kata luna dan abi pun langsung melesat pulang.
“saya mau ke pusat perbelanjaan,
antar saya” kata ewin dengan suara yang dingin.
Keesokan pagi nya......
“telat lagi telat lagi !? kamu
bisa menghargai waktu gak sih ? sudah sekarang temani saya sarapan” kata ewin
membentak. “i..iya” kata luna menuntun jalan. ‘perasaan pagi ini aku udah mandi
deh, tapi tetep aja sial’ batin luna. Setelah selesai makan pagi, luna mengajak
ewin pergi ke salah satu danau yang cukup terkenal di daerah itu. Tetapi.... “lho
kenapa ini ??” tanya ewin sambil membentak. “eh..anu.. sepertinya ada yang
rusak, kita minggir dulu ya”kata luna, tanpa harus di setujui oleh ewin luna
langsung memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.
“apa nya yang rusak ?” tanya
ewin. “aku ga tau... aduh mana sepi jalannya, perkampungan juga jauh, ada hotel
di sekitar sini tapi lumayan jauh” kata luna. “saya ga mau tau, saya ga mau
nanggung ke rusakan ini, saya di rugikan” kata ewin. “iyaa” kata luna menarik
nafas menyabarkan diri. “terus gimana ini ? aku lapar” kata ewin. Luna masuk
kedalam mobilnya. “hey mau kemana kamu” triak ewin. “nih” luna memberikan
sekotak bekal untuk ewin, bekal itu sebenarnya sarapannya tapi mau bagaimana
lagi,luna tidak mau mengambil resiko di saat seperti ini harus mendengar ocehan
dari clientnya ini.
“yasudah yuk, kita cari pemukiman
dulu, lagian ga ada signal disini” kata luna. Dingin sekali tempat ini, luna
yang hanya mengenakan kaos lengan pendek merasa angin begitu menusuk sampai ke
tuangnya. Luna hanya bisa memluk tubuhnya sendiri. Tanpa di sangka-sangka ewin
melepaskan jaketnya dan di pakaikannya ke luna. “eh, gak usah gak papa kok”
kata luna segan. “saya ga mau ambil resiko kalau kamu sakit. Sudah pakai saja”
kata ewin tetap dengan nada bicaranya yang dingin.
Merakpun berjalan menyusuri jalan
setapak, ditinggalkannya jauh mobil mogok itu. Lama perjalanan sampailah mereka
di sebuah hotel. “maaf mba apa masih ada kamar kosong ?kalau ada saya pesan dua
kamar” kata luna. “maaf mba, tapi hanya ada satu kamar kosong” kata
resepsionis. “oh begitu, yasudah gak papa, saya ambil” kata luna. “satu kamar ?
terus ?” tanya ewin. “nanti akukan bisa tidur di mobil, lagi pula ini sudah
jadi tanggung jawab ku” kata luna tersenyum. “mobilnya kan jauh” kata ewin. ‘iya
memang jauh, gak papa kok” kata luna. “jangan, kita bisa satu kamar, nanti aku
yang tidur di kursi atau dimanalah bisa kok” katanya. ‘eh mimpi gak nih’ batin
luna. “eh, tenang. Aku orang baik-baik kok, gak mungkin aku ngapa-ngapain
kamu,lagian begini juga aku masih punya hati nurani sama perempuan” jelas ewin.
Luna hanya mengangguk tersenyum.
“disini ada danau yang gak kalah
indahnya dari danau yang mau kita kunjungi, mau kesana ?” tawar luna. “oh,
boleh” kata ewin. Mereka berjalan kaki untuk sampai ke danau tersebut, dan tak
membutuhkan waktu lama merekapun tiba. “wow, indah sekali tempat ini” kata
ewin. “disini memang semua tempatnya indah-indah” kata luna bangga. “oh iya,
kalau boleh saya tahu, tujuan kamu kesini ngapain ? ya selain karena tempat
disini indah-indah ?” tanya luna hati-hati takut membuat clientnya marah-marah
lagi. “hmm, untuk mengobati luka hati, aku mau pergi jauh untuk meluapakan
semua luka yang sempat singgah di hati ini, dan tempat disini juga indah, apa
lagi disin aku di temani tour guide canti sepertimu” luna langsung memandang ke
arah clienntnya itu. “eh gak, anu.. makasih ya sudah bawa aku ke tempat indah
seperti ini” kata ewin kikuk. Tiba-tiba suara telpon luna berbunyi. “gak di
angkat ?” tanya ewin. “memang boleh ? kan lagi kerja” kata luna. “ya boleh
dong, saya gak setega itu kali” kata ewin yang langsung memandang danau di
depannya itu. Setelah selesai menelpon luna langsung menghampiri ewin di
pinggir danau.
“siapa yang telpon ? pacar ?”
tanya ewin. “hmm bukan kok” jawab luan tenang. “kok senyum-senyum gitu tadi pas
telponan, lagi-lagi aku ketemu perempuan yang sama sekali gak menghargai
laki-laki” ewin berbicara dengan nada yang tinggi. “lho kok gitu ? eh salah
paham..” belum selesai luna berbicara sudah langsung di potong oleh ewin. “lho
salah paham gimana ? tadi kamu di telpon senyum-senyum tapi aku tanya itu pacar
kamu apa bukan kamu bilang bukan” kata ewin. Luna mau menjawab lagi tiba-tiba
datang seorang wanita cantik menghampiri mereka. “kamu, ngapain kamu kesini ?!”
bentak ewin.
-To Be Continued-
0 komentar
Post a Comment