“win, maafin aku” kata wanita itu
menangis, “aku nyesel, tolong maafin aku, aku ga mau pisah dari kamu” tambah
wanita itu. “maaf ? kamu bilang maaf ? kamu sudah mempermalukan aku dan
keluargaku, kamu bilang menyesal ? huh” kata ewin dengan nada tinggi tak ada
rasa kasihan sedikitpun. “win..”tangisan wanita itu semakin menjadi, luna hanya
bingung saja menyaksikan kejadian di depannya itu, dia tidak tahu harus berbuat
apa. “tapi maaf kamu terlambat, aku sudah menemukan yang baru dan sudah pasti
dia lebih baik dari kamu” ewin memegang tangan luna dan mengajaknya pergi.
“ewin, cepat sekali kamu menemukan yang baru..ewin..ewin” wanita itu
berteriak-teriak, tapi ewin sama sekali mengacuhkannya, luna hanya bingung
tidak tahu harus berbuat apa, tiba-tiba saja ewin langsung memeluk luna. “eh
maaf” kata luna berusaha melepaskan pelukan ewin namun ewin memeluknya semaikn
erat. “ewin, jadi kamu benar-benar sudah melupakan aku ?” tangis wanita itu.
Ewin mengacuhkannya dan segera pergi dengan menggandeng tangan luna. “eh gapapa
dia ?” tanya luna, “sudah biarkan saja” jawab ewin.
Keesokannya..
“mobilnya sudah selesai di
benerin, yuk kita pulang” kata luna. Mereka pun berjalan menuju mobil. “eh anu,
boleh saya ikut kalian ?” ternyata wanita yang kemarin. “oh boleh kok” jawab
luna sambil membukakan pintu. “eh luna”
ewin menarik narik baju luna. “ih apa ?” tanya luna. “kok dia di izinin sih ?
aduh sini aku aja yang nyetir, kamu duduk di sebelah saya ya” kata ewin. Mereka
pun segera masuk kedalam mobil. Di tengah jalan ewin tiba-tiba saja memegang
tangan luna. Luna sudah mulai terbiasa karena ini adalah tak tik ewin untuk
membuat wanita itu sakit hati melihat kedekatan ewin dan luna.
Lama perjalanan sampailah mereka
di hotel. Setibanya di hotel ewin langsung memeluk luna “thanks” ewin berbisik
di telinga luna dan langsung masuk ke dalam, luna melihat ekspresi wajah wanita
itu yang sangat sedih melihat ewin memeluk luna. Meskipun luna tahu itu hanya lah
sebuah sandiwara tetapi luna merasakan getaran aneh setiap bagian dari tubuh
ewin bersentuhan dengan nya. ‘ah sudahlah,jangan terlalu di fikirkan” batin
luna.
Keesokan paginya luna berangkat
lebih awal, dia malas mendengar ocehan clientnya itu lagi, “luna, boleh saya
berbicara dengan mu ?” terdengar suara wanita di belakangnya, ternyata itu
adalah wanita yang kemarin. “perkenalkan namaku sely” dia mengulurkan tangannya
dan langsung di sambut oleh luna. “oh boleh, yuk kita ke pantai belang hotel
ini saja” tawar luna, mereka pun langsung berjalan menuju tempat yang luna
tunjukkan. “aku tau, kamu sama ewin gak beneran kan ?itu semua bohong” sely
langsung ke inti persoalan. “oh kamu sudah tahu ya ?” jawab luna seadanya. “aku
mohon sama kamu, jauhin dia. Sakit rasanya melihat kalian seperti itu” sely
langsung menangis. “ya seharusnya dia yang jauhin aku, seharusnya dia pergi
dari sini. Disini kan rumah aku, aku ga bisa dong ninggalin tempat ini” jawab
luna tenang. “terus aku harus bagaimana ?” tanya sely. “aku juga ga tau kamu
harus gimana, tapi saran aku mending di bicarakan baik-baiklah sama ewin, sakit
hati itu susah nyembuhinnya, kamu yang sabar aja, pelan-pelan kamu ajak ngomong
dia” saran luna. “eh itu ewin, mukanya
khawatir banget, pasti dia cari kamu” kata luna, ewin terlihat terburu-buru dan
wajahnya begitu panik,tak pernah luna melihatnya seperti itu. “kamu kemana aja
sih ?” tanyanya dengan nada tinggi, dan tiba-tiba saja langsung memeluk luna.
Hati luna langsung berdebar kencang
‘aduh tenang lun tenang, ini cuman bikin sely cemburu’ luna menenangkan
hatinya. “kamu tau dari mana aku disini ?” tanya luna. “tadi pegawai hotel ada
yang bilang kamu disini sama sely” jawab ewin. “lun, jangan percaya apa kata
dia, dia cuman masalalu aku oke ?” kata ewin. “apasih ? dia ga bilang apa-apa
kok,lebih baik kamu selesaikan dulu masalah kamu sama dia” kata luna.
“ewin, ayo pulang, aku mau kita
seperti dulu lagi” luna yang mendengar itu ntah kenapa merasa sakit hati dan
langsung saja pergi meninggalkan mereka berdua. “lun..luna tunggu” ewin hendak
mengejar luna namun di tahan oleh sely.
“aaah selesai juga ngadepin
clientnya yang bawel” luna berbicara dengan dua teman yang bekerja di hotel
itu. “oh iya lun, ini gaji kamu, dan ini ada surat dari ewin” dani yang
merupakan sahabat sekaligus boss nya itu menyerah kan dua buah amplop. “ciee
cieee luna” wina menambahkan. “hum, kangen juga ya sama bawelannya” kata luna.
“wahh besok lagi kalo ada client bawel kasih ke kamu aja deh ya lun hahaha”
dani dan wina tertawa terbahak-bahak. “jadi ada yang kangen nih yee ceritanya
haahha” wina menambahkan. “apasih” luna cemberut yang langsung disambut tawa
oleh yang laiinnya.
Luna membaca surat itu “hay lun, maaf ya aku pergi ga pamit-pamit
dulu. Makasih udah mau nemenin aku selama di sana, makasih udah mau jadi
sahabat aku di sana, pokoknya makasih buat semuanya. Maaf kalau aku sering
marah-marah sama kamu, maaf kalau aku selalu bawel, pokoknya maaf deh ya aku
suka nyebelin. Aku harap bisa ketemu kamu lagi suatu saat nanti see you”
luna tersenyum membaca surat itu. “apa lun isi suratnya ? mau tau dong ?? kamu
sampai senyum-senyum gitu hahaha” wina dan dani tertawa terbahak-bahak.
“wah ramai sekali ada apa
ini..dan apa itu lun ?” tiba-tiba abi datang dan ikut bergabung. “oh ini, ini
surat dari client aku, isinya ucapan terimakasih” jawab luna. Dani dan wina
hanya diam, mereka tidak berani menggoda luna lagi karna mereka tahu ada
hubungan spesial antara abi dan luna. “eh iya besok kamu sidang skripsi ya lun
? wah semangat ya” kata wina memberi semangat. “iya nih, makasi ya” jawab luna
tersenyum. Skripsinya ini sejenak mengalihkan perhatiannya dari ewin.
-To Be Continued-
0 komentar
Post a Comment