BAB
1
PENCULIKAN
?
“braakk”
kara tidak sengaja menabrak rak buku yang
ada di bagian belakang kelas. “ra, kamu kenapa sih ?” tanya fanny. “ga tau,
gini nih. Aku suka kikuk,bingung, dan akhirnya ga konsentrasi kalo ga ada kasus
yang harus aku fikirin,kasi aku kasus fan ?” kara mengantuk-ngantukkan
kepalanya ke meja. “eehh ra” fanny menahan kepala kara. “aku butuh kasus fan
butuh” kara membenarkan letak kacamatanya yang miring. “dasar cowo penggila
misteri !”kata fanny kesal. “kamu kerjain tugas matematika yang tadi aja gih
dari pada gini terus”fanny mengambil buku di tas kara dan kara sama sekali tidak peduli dengan apa yang
di lakukan temannya itu. “eh busyet, ini uda kamu kerjain semua ? ini kan susah
ra ?” fanny membuka-buka buku kara dengan kagum. “ iya uda aku kerjain semua,
itu gampang banget, jadi tadi aku langsung kerjain aja” kata kara sambil
bersandar di kursinya dengan malas. “kamu memang merhatiin pelajaran tadi ?”
tanya fanny. “nggak sih, tapi aku dengerin dikit-dikit” jawab kara malas. “kamu
ini ga merhatiin aja bisa gimana merhatiin, kamu curang banget sih” gerutu
fanny. “eh ? curang gimana ?” tanya kara bingung. “aku perhatiin sepanjang jam
pelajaran aja belum tentu ngerti,lha kamu ? ga merhatiin aja ngerti gimana
merhatiin coba ?”kara hanya tertawa menanggapi celotehan temannya itu.
“kak
kara….”kara dan fanny menoleh ke sumber suara. tiga gadis cantik berdiri di
samping meja kara. “eh ? iya kenapa ?” kara bersemangat karena dia sangat berharap tiga gadis itu membawa
sebuah kasus yang harus segera di pecahkannya. “ini untuk kakak, kita buat
sendiri lho” kata para gadis itu malu-malu, kara sedikit kecewa karena
kehadiran ke tiga gadis itu tidak
sesuai dengan apa yang
di harapkannya
tapi untuk menghargai kara pun mengambil kotak yang di berikan gadis-gadis
itu,ternyata isinya cake coklat. “oh, makasi ya. Kalian murid kelas satu ya ?”
tanya kara dengan lembut yang langsung membuat ke tiga gadis itu tersipu.
“i..iya kak.. kami kelas 1A” jawab mereka berbarengan yang hanya di jawab
anggukan kara. “kalian ga bawa kasus ? atau apa ?” tanya kara. “eh ? kak kara
lagi bosen ya ?kami ga punya kasus kak, tapi gimana kalo kita ke kantin yuk kak
?” ajak mereka bertiga. “ehm, maaf ya.
kakak masih ada tugas yang harus di kerjain nih,lagian uda mau masuk
gimana kalo kalian balik ke kelas aja ?” kata kara sehalus mungkin supaya tidak
membuat ke tiga gadis itu tersinggung, kara begitu malas menanggapi orang lain
saat ini. “ohh gitu ya kak, yaudah selamat belajar kak kara,jangan lupa di
makan ya kak kue yang kami buat” mereka tersenyum dan langsung pergi. Kara
hanya meletakkan kuenya begitu saja. “kamu populer banget di kalangan
cewe-cewe” fanny membuka kotak kue yang di berikan ke tiga gadis tadi. “hahah
kenapa cemburu ?” goda kara. “cemburu ? untuk apa ? eh kenapa kamu ga pilih
salah satu dari cewe-cewe penggemar berat mu itu” goda fanny balik. “ga ah,
nanti kalo aku punya pacar, kamu sama siapa ? haahaha” goda kara yang langsung
mendapat hadiah tinjuan di lengannya.
“maaf” terdengar suara lembut seorang gadis, fanny dan
kara yang sedang asyik bercanda langsung menoleh. Terlihat jelas kesedihan dan
kecemasan di wajah cantik gadis itu, matanya yang bengkak sudah dapat di
artikan kalau dia menangis sepanjang malam. “kamu kenapa ?” fanny yang melihat
penampilan semrawut gadis itu langsung mencoba menunjukkan rasa simpatik nya.
“kamu kara ? aku dengar kamu sudah banyak membantu penyelidikan kepolisian,kamu
pasti orang hebat kan ?” gadis itu tersenyum getir. Kara hanya diam dan merasa
kasihan dengan gadis itu. “bisa kamu bantu aku ?” gadis itu meneteskan air
matanya.
“kalau aku bisa bantu pasti akan ku bantu”kalimat kara
sepertinya berhasil menenangkan gadis itu. “namaku nadya,kelas 2A”katanya
tersenyum lemah. Belum pernah kara
melihat seorang gadis semiris ini penampilannya, menurut kara gadis ini cukup
cantik kalau saja penampilannya lebih rapih lagi.
Kara
berdiri dari kursinya dan mempersilahkan nadya duduk di kursinya. Nadya pun
mulai menceritakan duduk persoalannya. “jadi begini, aku...adikku namanya aulia patra umurnya 7th,
sekarang kelas satu
di SD Spotter. Dia dari kemarin sore ga pulang ke rumah. Aku bingung, aku uda
cari kemana-mana tapi ga ada. Orang tua aku lagi pergi keluar kota dari tiga
hari yang lalu dan akan pulang dua
hari lagi. Aku belum kasih tau orang tua aku masalah ini,bantu aku tolong”
nadya menangis dan langsung segera di tenangkan oleh fanny. “kamu dimana pas
adik mu pergi ?” tanya kara sambil membuka buku catatan kecilnya dan bersiap
untuk mencatat. “aku lagi ada latihan basket di sekolah,pulangnya sekitar jam 6
sore” jawab nadya. “oh kamu anak basket ?” tanya kara. “ra, kamu ga kenal dia ?
dia itu pemain terbaik di sekolah kita, masa kamu ga tau ?” keluh fanny. “eh ?
aku ga tau” jawab kara polos. “iya aku pemain basket sekolah, tapi ga sehebat
yang kamu kira kok fan” kata nadya tersenyum.
“hmn,
mungkin aja adik kamu main ke rumah saudara ?”tanya kara. “nggak mungkin,kalo
adik aku di rumah saudara pasti aku di kabarin, adik aku suka nulis catatan.
Dan ini catatan terakhir sebelum dia pergi”nadya menyerahkan buku kecil mirip
seperti milik kara. Kara
membaca-baca isi nya dan sampai di catatan terakhir.
“kakak
pulang nya lama banget, padahal udah hampir jam 5 sore, aku mau cerita ke kak
nadya kalo tadi si ban serep ke sini dia punya banyak komik baru.. tadi juga
aku ketemu si ayam sayur di depan rumah,tapi dia langsung pergi.. terus tadi si
pantat kuning dateng marah-marah mau ambil barangnya.. padahal kan itu barang
uda di kasi ke kak nadya huh! …. Aku ada
janji tapi kak nadya ga pulang-pulang”selesai membaca kara dan fanny langsung
mengernyitkan dahi. “anak ini cukup pintar untuk seusianya” komentar fanny.
“maksud dari ban serep, ayam sayur, dan pantat kuning apa sih ra ?” tanya
fanny, kara hanya terdiam membaca kembali tulisan tersebut. “ra, fan, aku balik
ke kelas dulu ya. Nanti pulang sekolah aku ke rumah kamu ra. Sebelumnya makasi
ya udah mau bantu” kata nadya tersenyum
dan langsung berlalu.
“yaudah,
aku balik ke tempat ku dulu ya” kata fanny. Fanny duduk di depan pojok,
sedangkan kara duduk di bangku paling belakang dan pojok dekat jendela yang
menghadap langsung ke jalan.tempat yang sangat strategis untuknya saat ini
karena dia benar-benar bisa memikirkan kasus ini dengan baik.
Kara benar-benar
bersemangat menangani kasusnya ini, dia berulang-ulang membaca catatan milik
adik nadya tapi sama sekali tidak menemukan titik terangnya,
semuanya begitu gelap bagi kara. Kara menyesal tidak menanyakan lagi lebih
rinci tentang adik nadya itu. Dia ingat nadya akan ke rumah nya sepulang
sekolah nanti, kara pun segera menulis daftar pertanyaan yang akan dia tanyakan
nanti.- To Be Continued-
0 komentar
Post a Comment