Wednesday, July 24, 2013

Detective KARA ( BAB 1 )



BAB 1
PENCULIKAN ?

“braakk” kara tidak sengaja menabrak rak buku yang ada di bagian belakang kelas. “ra, kamu kenapa sih ?” tanya fanny. “ga tau, gini nih. Aku suka kikuk,bingung, dan akhirnya ga konsentrasi kalo ga ada kasus yang harus aku fikirin,kasi aku kasus fan ?” kara mengantuk-ngantukkan kepalanya ke meja. “eehh ra” fanny menahan kepala kara. “aku butuh kasus fan butuh” kara membenarkan letak kacamatanya yang miring. “dasar cowo penggila misteri !”kata fanny kesal. “kamu kerjain tugas matematika yang tadi aja gih dari pada gini terus”fanny mengambil buku di tas kara dan kara sama sekali tidak peduli dengan apa yang di lakukan temannya itu. “eh busyet, ini uda kamu kerjain semua ? ini kan susah ra ?” fanny membuka-buka buku kara dengan kagum. “ iya uda aku kerjain semua, itu gampang banget, jadi tadi aku langsung kerjain aja” kata kara sambil bersandar di kursinya dengan malas. “kamu memang merhatiin pelajaran tadi ?” tanya fanny. “nggak sih, tapi aku dengerin dikit-dikit” jawab kara malas. “kamu ini ga merhatiin aja bisa gimana merhatiin, kamu curang banget sih” gerutu fanny. “eh ? curang gimana ?” tanya kara bingung. “aku perhatiin sepanjang jam pelajaran aja belum tentu ngerti,lha kamu ? ga merhatiin aja ngerti gimana merhatiin coba ?”kara hanya tertawa menanggapi celotehan temannya itu.
“kak kara….”kara dan fanny menoleh ke sumber suara. tiga gadis cantik berdiri di samping meja kara. “eh ? iya kenapa ?” kara bersemangat karena dia sangat berharap tiga gadis itu membawa sebuah kasus yang harus segera di pecahkannya. “ini untuk kakak, kita buat sendiri lho” kata para gadis itu malu-malu, kara sedikit kecewa karena kehadiran ke tiga gadis itu tidak sesuai dengan apa yang di harapkannya tapi untuk menghargai kara pun mengambil kotak yang di berikan gadis-gadis itu,ternyata isinya cake coklat. “oh, makasi ya. Kalian murid kelas satu ya ?” tanya kara dengan lembut yang langsung membuat ke tiga gadis itu tersipu. “i..iya kak.. kami kelas 1A” jawab mereka berbarengan yang hanya di jawab anggukan kara. “kalian ga bawa kasus ? atau apa ?” tanya kara. “eh ? kak kara lagi bosen ya ?kami ga punya kasus kak, tapi gimana kalo kita ke kantin yuk kak ?” ajak mereka bertiga. “ehm, maaf ya.  kakak masih ada tugas yang harus di kerjain nih,lagian uda mau masuk gimana kalo kalian balik ke kelas aja ?” kata kara sehalus mungkin supaya tidak membuat ke tiga gadis itu tersinggung, kara begitu malas menanggapi orang lain saat ini. “ohh gitu ya kak, yaudah selamat belajar kak kara,jangan lupa di makan ya kak kue yang kami buat” mereka tersenyum dan langsung pergi. Kara hanya meletakkan kuenya begitu saja. “kamu populer banget di kalangan cewe-cewe” fanny membuka kotak kue yang di berikan ke tiga gadis tadi. “hahah kenapa cemburu ?” goda kara. “cemburu ? untuk apa ? eh kenapa kamu ga pilih salah satu dari cewe-cewe penggemar berat mu itu” goda fanny balik. “ga ah, nanti kalo aku punya pacar, kamu sama siapa ? haahaha” goda kara yang langsung mendapat hadiah tinjuan di lengannya.
“maaf” terdengar suara lembut seorang gadis, fanny dan kara yang sedang asyik bercanda langsung menoleh. Terlihat jelas kesedihan dan kecemasan di wajah cantik gadis itu, matanya yang bengkak sudah dapat di artikan kalau dia menangis sepanjang malam. “kamu kenapa ?” fanny yang melihat penampilan semrawut gadis itu langsung mencoba menunjukkan rasa simpatik nya. “kamu kara ? aku dengar kamu sudah banyak membantu penyelidikan kepolisian,kamu pasti orang hebat kan ?” gadis itu tersenyum getir. Kara hanya diam dan merasa kasihan dengan gadis itu. “bisa kamu bantu aku ?” gadis itu meneteskan air matanya.
“kalau aku bisa bantu pasti akan ku bantu”kalimat kara sepertinya berhasil menenangkan gadis itu. “namaku nadya,kelas 2A”katanya tersenyum lemah.  Belum pernah kara melihat seorang gadis semiris ini penampilannya, menurut kara gadis ini cukup cantik kalau saja penampilannya lebih rapih lagi.
Kara berdiri dari kursinya dan mempersilahkan nadya duduk di kursinya. Nadya pun mulai menceritakan duduk persoalannya. “jadi begini, aku...adikku namanya aulia patra umurnya 7th, sekarang kelas satu di SD Spotter. Dia dari kemarin sore ga pulang ke rumah. Aku bingung, aku uda cari kemana-mana tapi ga ada. Orang tua aku lagi pergi keluar kota dari tiga hari yang lalu dan akan pulang dua hari lagi. Aku belum kasih tau orang tua aku masalah ini,bantu aku tolong” nadya menangis dan langsung segera di tenangkan oleh fanny. “kamu dimana pas adik mu pergi ?” tanya kara sambil membuka buku catatan kecilnya dan bersiap untuk mencatat. “aku lagi ada latihan basket di sekolah,pulangnya sekitar jam 6 sore” jawab nadya. “oh kamu anak basket ?” tanya kara. “ra, kamu ga kenal dia ? dia itu pemain terbaik di sekolah kita, masa kamu ga tau ?” keluh fanny. “eh ? aku ga tau” jawab kara polos. “iya aku pemain basket sekolah, tapi ga sehebat yang kamu kira kok fan” kata nadya tersenyum.
“hmn, mungkin aja adik kamu main ke rumah saudara ?”tanya kara. “nggak mungkin,kalo adik aku di rumah saudara pasti aku di kabarin, adik aku suka nulis catatan. Dan ini catatan terakhir sebelum dia pergi”nadya menyerahkan buku kecil mirip seperti milik kara. Kara membaca-baca isi nya dan sampai di catatan terakhir.
“kakak pulang nya lama banget, padahal udah hampir jam 5 sore, aku mau cerita ke kak nadya kalo tadi si ban serep ke sini dia punya banyak komik baru.. tadi juga aku ketemu si ayam sayur di depan rumah,tapi dia langsung pergi.. terus tadi si pantat kuning dateng marah-marah mau ambil barangnya.. padahal kan itu barang uda di kasi ke kak nadya huh! ….  Aku ada janji tapi kak nadya ga pulang-pulang”selesai membaca kara dan fanny langsung mengernyitkan dahi. “anak ini cukup pintar untuk seusianya” komentar fanny. “maksud dari ban serep, ayam sayur, dan pantat kuning apa sih ra ?” tanya fanny, kara hanya terdiam membaca kembali tulisan tersebut. “ra, fan, aku balik ke kelas dulu ya. Nanti pulang sekolah aku ke rumah kamu ra. Sebelumnya makasi ya udah mau bantu” kata nadya tersenyum  dan langsung berlalu.
“yaudah, aku balik ke tempat ku dulu ya” kata fanny. Fanny duduk di depan pojok, sedangkan kara duduk di bangku paling belakang dan pojok dekat jendela yang menghadap langsung ke jalan.tempat yang sangat strategis untuknya saat ini karena dia benar-benar bisa memikirkan kasus ini dengan baik.
Kara benar-benar bersemangat menangani kasusnya ini, dia berulang-ulang membaca catatan milik adik nadya tapi sama sekali tidak menemukan titik terangnya, semuanya begitu gelap bagi kara. Kara menyesal tidak menanyakan lagi lebih rinci tentang adik nadya itu. Dia ingat nadya akan ke rumah nya sepulang sekolah nanti, kara pun segera menulis daftar pertanyaan yang akan dia tanyakan nanti.

- To Be Continued-

0 komentar

Post a Comment