"dea..de.."
ini baru jam 6.45 pagi, siapa sih yang bertamu ga tau waktu gini ? grutu ku dalam hati. aku yang sedang sibuk menulis cerpen ku segera beranjak untuk membukakan pintu untuk para tamu tak tahu diri itu. dan ternyata tamu yang tak tahu diri berkunjung tak tahu waktu ini adalah ke tiga sahabat ku.
membawa 2 orang lain lagi yaitu kakak kelas ku. yang satunya sih aku ga heran karena kak lana itu pacar lia. nah kalau kak rian ? tapi itu sih yang mereka pakai mobil kak rian, jadi positive thinking aja, kak rian ke sini jadi sopir mereka kali ya ? "masuk dulu" kata ku agak canggung karna ada dua orang asing yang ikut berkunjung tak tahu waktu. "nah gitu dong kalau ada tamu tu ya mbok di sambut baik, ga langsung kena semprot aja" kata nina ceplas ceplos dengan gaya khasnya yang medok jawa itu.
"aku buatin minum dulu ya" aku berdiri tetapi segera di tahan oleh yang lain. "eh ga usah repot-repot de nanti kelamaan. gini jadi kita kesini mau ngajakin kamu main" tiwi langsung ke inti persoalan. "main kemana ?" hari ini aku benar-benar malas untuk keluar. "ke pantai, ayolah de jangan cuman di rumah terus ngerem gitu, kalau ayam gitu ngerem bertelur. lha kamu ? lagian cuaca cerah nih, yuk ?" kata lia membujukku.
"ah, aku lagi ga ada uang nih" kataku ngeles. "ah gratis kok, segala macam kak rian yang tanggung de, ayolah" aku melihat ke arah kak rian, kak rian pun mengangguk dan mengiyakan.
"dalam ranka apa ?" tanya ku. "eh gini, jadi rian uda ketrima jadi polisi, baru naik pangkat nih, jadi mau ngrayain gitu. awalnya cuman ngajak kakak dan lia. tapi sepi tuh kalau cuman bertiga, jadi ya kami ajak kalian juga.ayo dong mau ya ? jarang-jarang kan main gratisan gini ?” kak lana menjelaskan panjang lebar, tapi itu tetap saja tidak membuatku berubah fikiran.
Tapi aku tak enak hati untuk menolak secara langsung tawaran mereka, jadi aku menggunakan cara lain. “aku tanya ibu ku dulu ya” kataku, biasanya sih ibu ku tak mengijinkan. Dan kebetulan saja ibu ku lewat. “bu aku di ajak ke pantai nih ? ga boleh kan ya ?” tanya ku sambil mengkode ibu ku agar aku tak di ijinkan pergi.
“udah sana keluar aja, lagian di rumah mau ngapain juga kan ?” kata ibu ku sambil berlalu.. eelleee apa-apaan ini ? dengan sangat berat hati akhirnya “oke aku ikut, yaudah yyuk langsung berangkat aja keburu siang nih” kataku melengos dan keluar rumah.
“eh de, ga niat si ga niat tapi ga gitu juga kali, masa mau pergi begituan kostumnya, ganti baju gih sana” kata lia bingung melihat penampilan ku, memang sedikit aneh. Aku hanya mengenakan kaos hadiah sewaktu aku membeli handphone dan aku mengenakan training sekolah ku.
Aku pun langsung pergi ke kamarku untuk bertukar celana dengan jeans ku tanpa harus bersusah payah menukar kaos ku, aku pun memasukkan satu stel baju ganti ke dalam ransel ku. Setelah semua beres aku segera menghampiri yang lainnya. “oke siap !” kata ku.
“ya ampun de, kamu ini...” kata teman-teman ku berbarengan. “ya sudah yul berangkat aja” kataku kesal. “yah, bu aku berangkat” kata ku sambil menutup pintu. Terdengar samar-samar ibu ku berkata “iya hati-hati di jalan ya”.
Aku segera ambil posisi duduk di kursi belakang, niat nya mau di kursi yang paling belakang, tapi isinya udah penuh sesak dengan barang-barang bawaan. “de kamu di depan ya ? kakak di belakang sama lia” kata kak lana yang langsung menerobos masuk mendahului ku. “eh ? kenapa harus aku yang mengalah sih ?” grutu ku sambil membuka pintu depan. “jangan lupa di pasang sabuk pengamannya de” terdengar suara asing dari sebelah ku dan ternyata pemilik suara itu adalah kak rian. Aku belum pernah mendengar suara kak rian sebelumnya apalagi mengobrol, tak pernah sama sekali. Dan kesan pertama ku mendengar suara kak rian adalah WOW macho banget, serasi dengan badannya yang tegap ya seperti polisi-polisi muda pada umumnya.
“eh iya kak” kataku masih sedikit canggung. “biasa aja dek,anggap kakak seperti teman-teman mu yang lainnya. Ga usah tegang-tegang banget hehe” kata kak rian sambil melajukan mobilnya.
-TO BE CONTINUED-
(review please)
ini baru jam 6.45 pagi, siapa sih yang bertamu ga tau waktu gini ? grutu ku dalam hati. aku yang sedang sibuk menulis cerpen ku segera beranjak untuk membukakan pintu untuk para tamu tak tahu diri itu. dan ternyata tamu yang tak tahu diri berkunjung tak tahu waktu ini adalah ke tiga sahabat ku.
membawa 2 orang lain lagi yaitu kakak kelas ku. yang satunya sih aku ga heran karena kak lana itu pacar lia. nah kalau kak rian ? tapi itu sih yang mereka pakai mobil kak rian, jadi positive thinking aja, kak rian ke sini jadi sopir mereka kali ya ? "masuk dulu" kata ku agak canggung karna ada dua orang asing yang ikut berkunjung tak tahu waktu. "nah gitu dong kalau ada tamu tu ya mbok di sambut baik, ga langsung kena semprot aja" kata nina ceplas ceplos dengan gaya khasnya yang medok jawa itu.
"aku buatin minum dulu ya" aku berdiri tetapi segera di tahan oleh yang lain. "eh ga usah repot-repot de nanti kelamaan. gini jadi kita kesini mau ngajakin kamu main" tiwi langsung ke inti persoalan. "main kemana ?" hari ini aku benar-benar malas untuk keluar. "ke pantai, ayolah de jangan cuman di rumah terus ngerem gitu, kalau ayam gitu ngerem bertelur. lha kamu ? lagian cuaca cerah nih, yuk ?" kata lia membujukku.
"ah, aku lagi ga ada uang nih" kataku ngeles. "ah gratis kok, segala macam kak rian yang tanggung de, ayolah" aku melihat ke arah kak rian, kak rian pun mengangguk dan mengiyakan.
"dalam ranka apa ?" tanya ku. "eh gini, jadi rian uda ketrima jadi polisi, baru naik pangkat nih, jadi mau ngrayain gitu. awalnya cuman ngajak kakak dan lia. tapi sepi tuh kalau cuman bertiga, jadi ya kami ajak kalian juga.ayo dong mau ya ? jarang-jarang kan main gratisan gini ?” kak lana menjelaskan panjang lebar, tapi itu tetap saja tidak membuatku berubah fikiran.
Tapi aku tak enak hati untuk menolak secara langsung tawaran mereka, jadi aku menggunakan cara lain. “aku tanya ibu ku dulu ya” kataku, biasanya sih ibu ku tak mengijinkan. Dan kebetulan saja ibu ku lewat. “bu aku di ajak ke pantai nih ? ga boleh kan ya ?” tanya ku sambil mengkode ibu ku agar aku tak di ijinkan pergi.
“udah sana keluar aja, lagian di rumah mau ngapain juga kan ?” kata ibu ku sambil berlalu.. eelleee apa-apaan ini ? dengan sangat berat hati akhirnya “oke aku ikut, yaudah yyuk langsung berangkat aja keburu siang nih” kataku melengos dan keluar rumah.
“eh de, ga niat si ga niat tapi ga gitu juga kali, masa mau pergi begituan kostumnya, ganti baju gih sana” kata lia bingung melihat penampilan ku, memang sedikit aneh. Aku hanya mengenakan kaos hadiah sewaktu aku membeli handphone dan aku mengenakan training sekolah ku.
Aku pun langsung pergi ke kamarku untuk bertukar celana dengan jeans ku tanpa harus bersusah payah menukar kaos ku, aku pun memasukkan satu stel baju ganti ke dalam ransel ku. Setelah semua beres aku segera menghampiri yang lainnya. “oke siap !” kata ku.
“ya ampun de, kamu ini...” kata teman-teman ku berbarengan. “ya sudah yul berangkat aja” kataku kesal. “yah, bu aku berangkat” kata ku sambil menutup pintu. Terdengar samar-samar ibu ku berkata “iya hati-hati di jalan ya”.
Aku segera ambil posisi duduk di kursi belakang, niat nya mau di kursi yang paling belakang, tapi isinya udah penuh sesak dengan barang-barang bawaan. “de kamu di depan ya ? kakak di belakang sama lia” kata kak lana yang langsung menerobos masuk mendahului ku. “eh ? kenapa harus aku yang mengalah sih ?” grutu ku sambil membuka pintu depan. “jangan lupa di pasang sabuk pengamannya de” terdengar suara asing dari sebelah ku dan ternyata pemilik suara itu adalah kak rian. Aku belum pernah mendengar suara kak rian sebelumnya apalagi mengobrol, tak pernah sama sekali. Dan kesan pertama ku mendengar suara kak rian adalah WOW macho banget, serasi dengan badannya yang tegap ya seperti polisi-polisi muda pada umumnya.
“eh iya kak” kataku masih sedikit canggung. “biasa aja dek,anggap kakak seperti teman-teman mu yang lainnya. Ga usah tegang-tegang banget hehe” kata kak rian sambil melajukan mobilnya.
-TO BE CONTINUED-
(review please)
0 komentar
Post a Comment