Saturday, March 30, 2013

Club Detective School (part9)


Petter, joe, dan rey asyik sekali memain-mainkan benda-benda baru nya. Mereka sangat tertarik sekali dengan kacamata itu, dan sama sekali tidak memain-mainkan pistol listrik itu karena menurut mereka cukup berbahaya.
“eh petter, bukan kah kamu akan ikut sleksi tim basket ?” tanya rey.
“tidak jadi, katanya kelas 1 belum di izinkan”
“bukan belum di izinkan tetapi belum pernah ada yang masuk, masa kamu sudah menyerah sebelum kamu bertanding ?”
“ini jam 4.30 oke aku ke lapangan dulu. Daah”
Petter berlari ke arah lapangan, berharap masih di buka sleksi nya. Ia tak begitu yakin, ya hanya coba-coba saja. Sampai di sana ternyata masih ramai. “hey petter, ikut juga kau ?” tanya jordan dengan sumringah.
“iya, belum terlambat kan ?” tanya petter. “Belum, tenang saja.”
Petter langsung mengambil bolanya, dia bermain cukup bagus. “waw petter, permainan mu cukup bagus, kau masuk ke tim inti sebagai center” kata aji. Aji adalah kapten tim basket asrama. Ia anak kelas 4. Orang nya kurus tinggi, berkulit putih, rambut nya keriting berwarna gelap. Mata nya berwarna coklat tua.
“ah ? benarkah ? bukankah kelas 1 tak di izinkan bermain ? aku bisa masuk tim inti ?” petter masih tidak percaya. “ia, permainan mu tadi cukup bagus bahkan kau bermain bagus sekali. Jika kau masuk kita pasti bisa mempertahan kan gelar tim basket asrama yang tak terkalahkan.” Kata nya bersemangat, matanya terlihat sekali kilatan semangat nya, ternyata aji adalah orang yang penuh dengan ambisius.
Mereka langsung memulai latihan mereka. Petter sudah langsung mengenakan kostum basket nya yang berwarna hijau. Setelah latihan usai ia langsung menuju asrama, “hay petter, kau tampak lelah sekali” terdengar suara seseorang dari belakang nya. Ketika petter menengok ternyata orang itu adalah sam. “ah kau sam, sedang apa ?” tanya petter. “aku sedang melihat kau latihan” jawab sam sambil memamerkan gigi-gigi putihnya yang tersusun rapih. “oh begitu, bagaimana club catur mu ?” tanya petter. Mereka berjalan di undakan tangga menuju asrama. “ah, aku di terima setelah mengalah kan beberapa anak-anak lainnya. Langsung ke tim inti sekolah” kata nya girang. “wah, selamat ya” petter menjabat tangannya.
Tak lama kemudian mereka masuk ke asrama. “wah kau berhasil masuk tim asrama petter ? aku harap kita bisa mempertahankan gelar kita sebagai tim terkuat yang tak pernah terkalahkan” kalimat itu terus di ulang-ulang oleh sebagian anak asrama untuk mengucapkan selamat.
petter segera ke kamar mandi, setelah mandi ia keluar mencari ke dua sahabatnya, ia mengenakan kaos putih dan jean’s hitam, serasi sekali dengan kulit nya yang putih
“hay jery, hay jordan, kalian tahu di mana joe dan rey ?” tanya petter ketika berjumpa dengan jerry dan jordan di koridor lantai 3. “seperti nya di aula, oh iya petter, aku punya petasan yang dapat mengejar musuh mu. Mau ? kau bisa mendapatkannya gratis, karena masih promosi, tetapi kalau kau mau lagi kau bisa membeli nya dengan harga 5 ribu saja satu nya” kata jerry dan jordan mempromosikan petasannya. “ah ? berbahaya ?” petter mengernyikkan dahi nya. “tidak, sebuah hiburan jika kau melihat musuh mu lari tunggang langgang kan ?” jerry dan jordan nyengir lebar. “ ah boleh, aku mau satu” katanya. Kemudian jerry dan jordan memberikannya satu secara gratis.
Petasan itu panjang nya sekitar 10cm, ramping, dan berwarna hijau. Petter menimbng-nimbang, kemudian memasukkan nya ke dalam saku celananya.ia baru ingat bahawa ia sedang mencari ke dua sahabat nya, ia pun pergi ke aula. Ternyata di aula ramai sekali. Petter melihat arlojinya. Pantas saja ternyata sudah jam makan malam. fikirnya.
Di sana ia melihat joe dan rey sedang makan bersama teman-teman asrama lainnya. Petter tersenyum lebar dan langsung menuju ke meja panjang yang di kelilingi oleh teman-temannya. “hey kalian, aku mencari kalian berdua kemana-mana ternyata ada disini” petter mengambil jus mangga di meja yang memang miliknya. “eh, iya, maaf ya, lapar berat ini, tadi kami bermain-main di markas kita dulu, kemudian langsung ke sini,bahkan kami belum sempat ke asrama” kata rey. Joe juga berbicara sesuatu tetapi petter tak mengerti karena mulut nya penuh sekali dengan makanan. “di telan dulu joe baru berbicara” kata rey sebal.
Petter hanya diam saja dia memakan makanan yang ada di piring nya. Ia kesal sekali dengan ke dua temannya, karena lebih mementingkan peralatan detective dari pada diri nya. “apa mereka tak penasaran, aku masuk atau tidak di tim basket” fikir nya kesal. Petter memakan makanannya dengan diam.
Setiap teman-temannya  berbicara dia tak menanggapi nya sama sekali. Setelah makan ia pergi ke luar kastil. Ia pergi menuju taman. Langit begitu indah dengan tebaran bintang-bintang yang berkelap kelip, bulan sabit bertengger indah di langit. Ia duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Ia tak memikirkan apa-apa, ia hanya ingin sendiri di sana. “ah bahkan sahabat ku sendiri tak menyadari aku pergi” fikirnya.
“sedang apa ?” terdengar suara yang lembut. “ah Pak Oskar, tidak. Aku sedang memandang indah nya langit anda sendiri sedang apa di sini ?” tanya petter balik. Pak Oskar duduk di sebelah nya, “tidak, aku kebetulan melihat mu. Sedang ada masalah dengan teman-teman mu ya ?” petter langsung menoleh. Ah apa dia bisa membaca fikiran seseorang ? tanya petter dalam hati. “aku tak bisa membaca fikiran orang. Tentu” katanya tersenyum. Justru dengan ia berkata begitu petter semakin yakin kalau Pak Oskar bisa membaca fikiraannya.
“teman itu sangat berharga..” lanjut nya sambil menatap langit. “kau tahu bagai mana detective melawan orang jahat ?” tanya Pak Oskar. “hmm menggunakan pistol dan jurus beladiri ” Jawab petter mantap. “ia tentu saja kadang-kadang itu di perlukan,tapi kau tahu seorang detective tak akan melawan dengan kekerasan, seorang detective itu memakai akal untuk melihat kebenaran,yang di gunakan untuk melawan orang jahat” petter melihat ke pak oskar, tetapi pak oskar masih tetap memandang hamparan bintang di langit.
“dan satu lagi...” lanjut nya. “teman....” pak oskar melihat ke arah petter. “teman ?” tanya petter bingung. “sepedih apapun dan sekejam apapun itu,kau bisa mengatasinya jika kau punya teman, kau bisa dengan berani melawan orang jahat. Itulah mengapa kau harus percaya kepada teman-temanmu. Jangan lah pertemanan mu hancur hanya karena hal spele, atau ke egoisan masing-masing. Sekarang, temui teman-teman mu. Mereka sedang cemas mencari mu” Pak Oskar tersenyum. Petter terhanyut dengan kata-kata Pak Oskar barusan. Ia sadar, ia sangat egois hanya karena teman-teman nya tak melihat nya ketika latihan basket ia sampai berfikir macam-macam tentang kedua sahabatnya itu. “terimakasih Pak Saya akan ke asrama. Mencari teman-teman saya” petter tersenyum. Ia berlari ke asrama nya.
Selama perjalanan fikirannya masih dengan katakata Pak Oskar tadi. Ia merasakan dirinya begitu bodoh, meninggalkan sahabat-sahabat nya yang begitu baik. Tak lama kemudian ia sampai di asrama. Baru membuka pintu ia langsung di peluk seseorang yang ternyata rey. “kamu dari mana saja ? aku dan joe begitu cemas, kami mencari mu kemana-mana tetapi tak menemukanmu.” Rey melepaskan pelukannya ternyata ia menangis. “maaf kan kami” kata joe. “kalian tak perlu minta maaf, aku yang seharusnya minta maaf, aku terlalu egois hanya memikirkan diri ku sendiri. Maafkan aku ?”
“ya sudah yuk kita ke dalam saja.” Usul joe, mereka memang dari tadi berdiri di pintu masuk. “ah iya” mereka tertawa bersama-sama dan masuk sambil saling merangkul. “kapan kau latihan lagi ?” tanya rey. “Jumat dan minggu sore. Kenapa ?”
“tidak, kami ingin sekali melihat permainan mu, karena jarang-jarang tim menerima murid kelas satu” kata joe. “jadi meremehkan ini”. “tidak, aku hanya ingin tau saja, lebih jago mana, kau atau akuu” goda joe, mereka pun kembali tertawa lebar.
Mereka mengobrol panjang lebar.”oh iya, malam minggu besok nonton yuk, ada film bagus di bioskop” usul rey. “ahhh setujuuuuu !!” jawab joe dan petter bersamaan.
Tak terasa hari sudah malam, jodi si ketua asrama menyuruh semua untuk kembali ke kama masingmasing dan segera tidur. Petter, rey, dan joe langsung menuju kamar mereka. Mereka berpisah di cabang tangga pertama.
Petter dan joe langsung mengganti baju mereka dengan piyama. “selamat malam joe” kata petter dan langsung menutup kelambu nya. “selamat malam juga”jawab joe, detik berikut nya sudah terdengar joe mengorok. Cepat sekali anak itu untuk tidur. Fikir petter.

TO BE CONTINUED
(review please)


0 komentar

Post a Comment