Petter,
joe, dan rey asyik sekali memain-mainkan benda-benda baru nya. Mereka sangat
tertarik sekali dengan kacamata itu, dan sama sekali tidak memain-mainkan
pistol listrik itu karena menurut mereka cukup berbahaya.
“eh
petter, bukan kah kamu akan ikut sleksi tim basket ?” tanya rey.
“tidak
jadi, katanya kelas 1 belum di izinkan”
“bukan
belum di izinkan tetapi belum pernah ada yang masuk, masa kamu sudah menyerah
sebelum kamu bertanding ?”
“ini
jam 4.30 oke aku ke lapangan dulu. Daah”
Petter
berlari ke arah lapangan, berharap masih di buka sleksi nya. Ia tak begitu
yakin, ya hanya coba-coba saja. Sampai di sana ternyata masih ramai. “hey
petter, ikut juga kau ?” tanya jordan dengan sumringah.
“iya,
belum terlambat kan ?” tanya petter. “Belum, tenang saja.”
Petter
langsung mengambil bolanya, dia bermain cukup bagus. “waw petter, permainan mu
cukup bagus, kau masuk ke tim inti sebagai center” kata aji. Aji adalah kapten
tim basket asrama. Ia anak kelas 4. Orang nya kurus tinggi, berkulit putih,
rambut nya keriting berwarna gelap. Mata nya berwarna coklat tua.
“ah
? benarkah ? bukankah kelas 1 tak di izinkan bermain ? aku bisa masuk tim inti
?” petter masih tidak percaya. “ia, permainan mu tadi cukup bagus bahkan kau
bermain bagus sekali. Jika kau masuk kita pasti bisa mempertahan kan gelar tim
basket asrama yang tak terkalahkan.” Kata nya bersemangat, matanya terlihat
sekali kilatan semangat nya, ternyata aji adalah orang yang penuh dengan
ambisius.
Mereka
langsung memulai latihan mereka. Petter sudah langsung mengenakan kostum basket
nya yang berwarna hijau. Setelah latihan usai ia langsung menuju asrama, “hay
petter, kau tampak lelah sekali” terdengar suara seseorang dari belakang nya.
Ketika petter menengok ternyata orang itu adalah sam. “ah kau sam, sedang apa
?” tanya petter. “aku sedang melihat kau latihan” jawab sam sambil memamerkan
gigi-gigi putihnya yang tersusun rapih. “oh begitu, bagaimana club catur mu ?”
tanya petter. Mereka berjalan di undakan tangga menuju asrama. “ah, aku di
terima setelah mengalah kan beberapa anak-anak lainnya. Langsung ke tim inti
sekolah” kata nya girang. “wah, selamat ya” petter menjabat tangannya.
Tak
lama kemudian mereka masuk ke asrama. “wah kau berhasil masuk tim asrama petter
? aku harap kita bisa mempertahankan gelar kita sebagai tim terkuat yang tak
pernah terkalahkan” kalimat itu terus di ulang-ulang oleh sebagian anak asrama
untuk mengucapkan selamat.
petter
segera ke kamar mandi, setelah mandi ia keluar mencari ke dua sahabatnya, ia
mengenakan kaos putih dan jean’s hitam, serasi sekali dengan kulit nya yang
putih
“hay
jery, hay jordan, kalian tahu di mana joe dan rey ?” tanya petter ketika
berjumpa dengan jerry dan jordan di koridor lantai 3. “seperti nya di aula, oh
iya petter, aku punya petasan yang dapat mengejar musuh mu. Mau ? kau bisa
mendapatkannya gratis, karena masih promosi, tetapi kalau kau mau lagi kau bisa
membeli nya dengan harga 5 ribu saja satu nya” kata jerry dan jordan
mempromosikan petasannya. “ah ? berbahaya ?” petter mengernyikkan dahi nya.
“tidak, sebuah hiburan jika kau melihat musuh mu lari tunggang langgang kan ?”
jerry dan jordan nyengir lebar. “ ah boleh, aku mau satu” katanya. Kemudian
jerry dan jordan memberikannya satu secara gratis.
Petasan
itu panjang nya sekitar 10cm, ramping, dan berwarna hijau. Petter
menimbng-nimbang, kemudian memasukkan nya ke dalam saku celananya.ia baru ingat
bahawa ia sedang mencari ke dua sahabat nya, ia pun pergi ke aula. Ternyata di
aula ramai sekali. Petter melihat arlojinya. Pantas saja ternyata sudah jam
makan malam. fikirnya.
Di
sana ia melihat joe dan rey sedang makan bersama teman-teman asrama lainnya.
Petter tersenyum lebar dan langsung menuju ke meja panjang yang di kelilingi
oleh teman-temannya. “hey kalian, aku mencari kalian berdua kemana-mana
ternyata ada disini” petter mengambil jus mangga di meja yang memang miliknya. “eh,
iya, maaf ya, lapar berat ini, tadi kami bermain-main di markas kita dulu,
kemudian langsung ke sini,bahkan kami belum sempat ke asrama” kata rey. Joe
juga berbicara sesuatu tetapi petter tak mengerti karena mulut nya penuh sekali
dengan makanan. “di telan dulu joe baru berbicara” kata rey sebal.
Petter
hanya diam saja dia memakan makanan yang ada di piring nya. Ia kesal sekali
dengan ke dua temannya, karena lebih mementingkan peralatan detective dari pada
diri nya. “apa mereka tak penasaran, aku masuk atau tidak di tim basket” fikir
nya kesal. Petter memakan makanannya dengan diam.
Setiap
teman-temannya berbicara dia tak menanggapi
nya sama sekali. Setelah makan ia pergi ke luar kastil. Ia pergi menuju taman.
Langit begitu indah dengan tebaran bintang-bintang yang berkelap kelip, bulan
sabit bertengger indah di langit. Ia duduk di salah satu kursi yang ada di
sana. Ia tak memikirkan apa-apa, ia hanya ingin sendiri di sana. “ah bahkan
sahabat ku sendiri tak menyadari aku pergi” fikirnya.
“sedang
apa ?” terdengar suara yang lembut. “ah Pak Oskar, tidak. Aku sedang memandang
indah nya langit anda sendiri sedang apa di sini ?” tanya petter balik. Pak
Oskar duduk di sebelah nya, “tidak, aku kebetulan melihat mu. Sedang ada
masalah dengan teman-teman mu ya ?” petter langsung menoleh. Ah apa dia bisa
membaca fikiran seseorang ? tanya petter dalam hati. “aku tak bisa membaca
fikiran orang. Tentu” katanya tersenyum. Justru dengan ia berkata begitu petter
semakin yakin kalau Pak Oskar bisa membaca fikiraannya.
“teman
itu sangat berharga..” lanjut nya sambil menatap langit. “kau tahu bagai mana
detective melawan orang jahat ?” tanya Pak Oskar. “hmm menggunakan pistol dan
jurus beladiri ” Jawab petter mantap. “ia tentu saja kadang-kadang itu di
perlukan,tapi kau tahu seorang detective tak akan melawan dengan kekerasan,
seorang detective itu memakai akal untuk melihat kebenaran,yang di gunakan
untuk melawan orang jahat” petter melihat ke pak oskar, tetapi pak oskar masih
tetap memandang hamparan bintang di langit.
“dan
satu lagi...” lanjut nya. “teman....” pak oskar melihat ke arah petter. “teman
?” tanya petter bingung. “sepedih apapun dan sekejam apapun itu,kau bisa
mengatasinya jika kau punya teman, kau bisa dengan berani melawan orang jahat.
Itulah mengapa kau harus percaya kepada teman-temanmu. Jangan lah pertemanan mu
hancur hanya karena hal spele, atau ke egoisan masing-masing. Sekarang, temui
teman-teman mu. Mereka sedang cemas mencari mu” Pak Oskar tersenyum. Petter
terhanyut dengan kata-kata Pak Oskar barusan. Ia sadar, ia sangat egois hanya
karena teman-teman nya tak melihat nya ketika latihan basket ia sampai berfikir
macam-macam tentang kedua sahabatnya itu. “terimakasih Pak Saya akan ke asrama.
Mencari teman-teman saya” petter tersenyum. Ia berlari ke asrama nya.
Selama
perjalanan fikirannya masih dengan katakata Pak Oskar tadi. Ia merasakan
dirinya begitu bodoh, meninggalkan sahabat-sahabat nya yang begitu baik. Tak
lama kemudian ia sampai di asrama. Baru membuka pintu ia langsung di peluk
seseorang yang ternyata rey. “kamu dari mana saja ? aku dan joe begitu cemas,
kami mencari mu kemana-mana tetapi tak menemukanmu.” Rey melepaskan pelukannya
ternyata ia menangis. “maaf kan kami” kata joe. “kalian tak perlu minta maaf,
aku yang seharusnya minta maaf, aku terlalu egois hanya memikirkan diri ku
sendiri. Maafkan aku ?”
“ya
sudah yuk kita ke dalam saja.” Usul joe, mereka memang dari tadi berdiri di
pintu masuk. “ah iya” mereka tertawa bersama-sama dan masuk sambil saling
merangkul. “kapan kau latihan lagi ?” tanya rey. “Jumat dan minggu sore. Kenapa
?”
“tidak,
kami ingin sekali melihat permainan mu, karena jarang-jarang tim menerima murid
kelas satu” kata joe. “jadi meremehkan ini”. “tidak, aku hanya ingin tau saja,
lebih jago mana, kau atau akuu” goda joe, mereka pun kembali tertawa lebar.
Mereka
mengobrol panjang lebar.”oh iya, malam minggu besok nonton yuk, ada film bagus
di bioskop” usul rey. “ahhh setujuuuuu !!” jawab joe dan petter bersamaan.
Tak
terasa hari sudah malam, jodi si ketua asrama menyuruh semua untuk kembali ke
kama masingmasing dan segera tidur. Petter, rey, dan joe langsung menuju kamar
mereka. Mereka berpisah di cabang tangga pertama.
Petter
dan joe langsung mengganti baju mereka dengan piyama. “selamat malam joe” kata
petter dan langsung menutup kelambu nya. “selamat malam juga”jawab joe, detik
berikut nya sudah terdengar joe mengorok. Cepat sekali anak itu untuk tidur.
Fikir petter.
TO BE CONTINUED
(review please)

0 komentar
Post a Comment