Saturday, March 30, 2013

Club Detective School (part10)


Pagi berikutnya tak begitu cerah, sedikit mendung, angin berhembus begitu kencang. Petter bangun dengan enggan. Ia begitu malas untuk bangun, tetapi matanya tak bisa terpejam lagi, ia melihat jam di meja nya, ternyata sudah pukul 5.30. ia bangun dan segera ke kamar mandi. Selesai mandi ternyata teman-temannya masih belum ada yang bangun.
Ia mengambil secarik kertas dan mulai menulis pesan untuk joe agar tak perlu khawatir.
Dear joe.
Aku sedang keluar, aku akan pergi ke taman, tetapi jika kau melihat pesan ini ketika      pukul 7, maka aku sudah ada di aula untuk makan pagi
Petter smith
            Petter memakai rompi, yang ia lapsi dengan sweeter kemudian ia mengenakan jas nya. Tapi rasa nya masi dingin saja. Ia bergegas untuk pergi ke taman, sepanjang perjalanan ia tak melihat siapa-siapa, ketika melewati aula dari dalam terdengar kelontangan, sepertinya para pekerja dapur sedang mempersiapkan makan pagi.
            Ternyata di luar lebih dingin di bandingkan di dalam. Petter berjalan-jalan di sekitar taman, ia melihat kelinci-kelinci sidah mulai berlarian. Ia menangkap satu dan di dekap nya erat di dadanya, kelinci putih itu tak meronta sama sekali.
“kau lucu sekali” kata petter sambil mengelus-elus bulu kelinci yang lembut dan putih bersih itu. Petter melihat arloji nya, masih pukul 6.15. ia memutuskan untuk pergi ke markas. Ketika ia berjalan ia mendengar seseorang berteriak. Tetapi ketika ia memasang telinga nya lagi ternyata ia hanya mendengar suara angin yang mendesir. Ah hanya suara angin. Fikir petter.
Ia melanjutkan perjalanan ke markas, ia masih mendekap kelincinya di dadanya. Tiba-tiba ia mendengar suara orang bertriak untuk kedua kalianya. Ia berjalan setengah berlari ke sumber suara, ia masih belum terlalu yakin dengan suara itu tetapi ia mendengarnya lebih dari sekali petter berfikir mungkin saja ada seseorang yang membutuhkan pertolongan segera, ia tetap melanjutkan langkah nya, di depannya tumbuh semak-semak yang tinggi, sebelah semak-semak itu adalah perpustakaan sekolah. ia terus berjalan untuk menembus semak-semak itu. “sedang apa kamu ?” terdengar sebuah suara yang berat dari sampingnya.
Petter kaget bukan main, ia tak berani menoleh, ia berdoa dalam hati. dan ketika menoleh hatinya lega karena pemilik suara itu adalah Pak Thom. “oh Pak Saya mendengar orang berteriak dari arah sini, apa anda melihat sesuatu mungkin ?” tanya petter hati-hati.
“tidak, mungkin yang kamu dengar hanyalah suara angin saja, sebaiknya kamu masuk ke kastil di sini terlalu dingin” Pak Thom berlalu. Petter pun berbalik arah dan pergi dari tempat itu. Ia pergi ke aula untuk makan pagi. Ia masih memikirkan suara yang ia dengar tadi, sepertinya ia mengenal suara itu, tetapi ia menepis fikiran nya itu, “ Pak Thom tak mendengar apapun tadi jadi aku tak perlu memikirkannya”. Fikirnnya.
Ia melanjutkan perjalanan, dan ketika sampai di aula, ternyata aula dipenuhi dengan desas desus di culiknya salah satu murid kelas satu. Petter bertanya kepada salah satu anak yang ada di sana. “ada apa ini ?” tanya nya ke salah satu murid perempuan di depannya. Anak nya kecil, tinggi nya se bahu petter, rambutnya hitam,panjang dan keriting di biarkannya di urai. “eh anu,itu... hmmm” gadis itu bukannya menjawab pertanyaan petter malah memandangi wajah nya, ke dua teman gadis itu pun melakukan hal yang sama. petter yang risih di pandangi seperti itu mengucapkan terima kasih dan meninggalkan mereka.
Ia mencari-cari orang yang di kenal nya saja untuk di tanyai, karena sudah 10 orang yang ia temui ketika di tanya malah memandang nya seperti melihat pangeran dari suatu kerajaan. Ia duduk di meja dekat jendela, ia memakan makanannya, tak lama kemudian joe dan rey datang.
“pagi petter” sapa joe dan rey, mereka duduk di kanan kiri petter. “ah pagi juga, ini ada apa sebenarnya ?” petter langsung ke inti persoalan. “kau tak bertanya ke anak-anak lain ?”
“ah percuma, mereka hanya bengong ketika aku menanyai mereka” petter mulai kesal lagi. Joe dan rey langsung tertawa keras. “haha kamu tak pernah sadar ? banyak sekali penggemar mu di sekolah ini, kalau pujaan hati mereka tiba-tiba berbicara pada mereka, berani taruhan mereka pasti tak akan pernah bisa tidur malam ini hahaha” joe meledek nya.
“sudah-sudah, aku tak mau mendengar ledekan kalian, aku hanya ingin tahu apa yang terjadi ?” petter bertanya dengan kesal.
“jadi begini, tadi pagi sam pergi ke perpustakaan, ia meninggalkan catatan di mejanya “aku sedang di perpustakaan” tetapi ketika vian mencari nya ke perpustakaan ia melihat ujung kepala sam terseret, sepertinya kaki nya ada yang menyeret, vian langsung berlari ke asrama untuk meminta pertolongan, langsung saja berita ini menyebar.” Jelas joe.
“perpustakaan ? ketika aku jalan-jalan hendak pergi ke markas aku mendengar seseorang berteriak dari perpustakaan, aku ke arah perpustakaan tetapi Pak Oskar memergoki ku, aku bilang kalau aku mendengar seseorang berteriak, tetapi beliau bilang tak mendengar apapun dan menyuruh ku untuk pergi ke kastil.” Petter menjelaskan semua yang ia alami tadi pagi.
“ah ? Pak Thom berada di sekitar TKP tetapi tak mendengar apa-apa, pasti beliau berbohong. Mungkinkah ini ada sangkut paut nya ?” kata joe. “ ah tapi tak mungkin seorang guru menculik murid nya sendiri, apa motif nya ?” rey mengeluarkan buku catatannya.
“tak ada yang tak mungkin, seorang guru membunuh murid nya sendiri saja sudah banyak terjadi di negeri ini, apa lagi hanya menculik, aku yakin Pak Thom ada sangkut pautnya.” Joe dan rey terus berdebat mengenai itu. Petter berfikir kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Pagi ini mereka meminta izin untuk tidak mengikuti pelajaran pertama mereka akan menyelidiki kasus ini.


TO BE CONTINUED
(review please)

0 komentar

Post a Comment