Saturday, March 30, 2013

Club Detective School (part11)


Mereka langsung menuju perpustakaan, ketika mereka tiba ternyata perpustakaan begitu sepi, hanya ada seorang penjaga saja di sana. “maaf bu rose, saya ingin bertanya sesuatu” petter memberanikan diri untuk berbicara. Bu rose adalah penjaga perpus, orang nya sangat galak. “iya,ada apa ?” tanya nya sambil membuka lembaran-lembaran kertas sebuah buku yang besar. “boleh saya tahu anda datang ke sini pada pukul berapa ?” tanya petter hati-hati, yang lain siap untuk menulis.
“7.15” jawab nya ketus.
“apakah pintu ini di kunci ?”
“di kunci, dan di buka pukul 6.30 pagi oleh hugo, tetapi ruang baca aku sendiri yang memegang kuncinya.”
“apakah ada orang lain yang memiliki kunci itu ?”
“tentu saja, kepala sekolah mempunyai kunci duplikat nya, bahkan tak hanya ruang ini, ia mempunyai hampir semua kunci di sini” katanya, dan segera pergi ke ruang baca untuk menata buku-buku di sana. Petter dan yang lain menyudahi saja percakapan itu. Mereka  berjalan ke arah ruang baca dimana saksi melihat kepala korban terseret di ruang baca.
Petter mencari-cari sesuatu yang mencurigakan tetapi tak ada apa-apa, joe dan rey mengecek kamera CCTV. petter melihat-lihat kondisi barang-barang yang ada di sana, tetapi tak ada yang ganjil, ia ke arah pintu, melihat-lihat engsel dan lubang kunci tetapi tak ada kerusakan. “ah, seperti nya aku tahu pelakunya, tapi aku belum yakin, dan apa motif nya ?” petter berfikir keras tetapi hasil nya nihil.
Ia duduk di salah satu bangku, ada sebuah buku di mejanya dalam ke adaan terbuka. Ia melihat-lihat isinya kalau-kalau ada sesuatu, tapi tak ada apa-apa. Ia mengambil buku itu untuk di kembalikan. Tetapi ternyata di meja yang di tutupi buku itu terdapat sebuah tulisan.
P2a2l2a1q4 a2a1m2q5p2a2p2
petter membuka tas nya dan mengambil kacamatanya, di potret nya gambar tersebut. Ia melihat rak-rak buku yang ada di sana, tetapi tak ada yang mencurigakan lagi. Ia pun keluar untuk menunggu hasil penyelidikan ke dua sahabat nya.
“hey petter, menemukan sesuatu ?” tanya rey, mereka keluar dengan tampang yang ruwet. “iya, bagaimana dengan mu ?” tanya nya balik. “nihil, rekaman ketika kejadian sengaja di hapus” jawab joe kesal. “tunggu, kau menemukan sesuatu ? apa ?” tanya rey.
“ini..” petter menunjukkan foto tulisan yang di meja itu.
“lebih baik kita ke markas saja” usul rey.
“jangan, lebih baik kita ke asrama saja, kali ini kita tidak bisa mempercayai siapa pun” petter langsung berjalan ke asrama nya, ia berharap orang yang di curigai nya tidak benar sedikit pun.
 “maksud mu apa ?” tanya joe. joe dan rey berjalan setengah berlari supaya tidak tertinggal petter yang jalannya begitu cepat.
“Jangan bicara apapun dulu di sini !” Nada bicara petter begitu dingin sehingga mampu membuat joe dan rey terdiam seketika. Mereka terus berjalan. “ehm petter maaf, ini sudah lebih dari jam makan siang. Bisa kita makan dulu ?” tanya joe gugup takut membuat petter marah lagi.
Petter melihat arloji nya, ternyata sudah pukul 1 siang, mereka terlambat 1jam untuk makan siang, “maaf kan aku, baik kita ke aula sekarang. Tapi ku rasa sudah tidak ada makanan lagi, bagaimana kalau kita ke kota saja ? kalian masih bisa menahan lapar kan ? 30 menit lagi ?” petter cemas dengan keadaan ke dua sahabat nya itu, tetapi ia juga mencemaskan kalau-kalau si penculik akan berniat jahat padanya dan ke dua sahabatnya.
“oh baiklah tak masalah” jawab joe. “kalian bawa semua perlengkapan detective nya ?” tanya petter lagi. Mereka menganggukkan kepala. Mereka pun berjalan ke arah gudang sepeda. Mereka tak membutuhkan waktu lama untuk mencari sepeda mereka, karena mereka sudah menandai sepeda mereka.
“kalian akan pergi kemana ?” petter langsung memasang kuda-kuda siap tempur,ternyata pemilik suara itu adalah pak oskar. “ke kota” jawab petter. Ia langsung naik ke sepeda nya dan melesat. Ke dua teman nya saling memandang. Mereka mengucapkan permisi dulu ke pak oskar dan langsung melesat mengejar petter.
Kepala petter begitu penat, ia merasakan pusing yang luar biasa, ia menghentikan sepedanya dan memijit-mijit kepalanya. Detik berikutnya joe dan rey sampai di tempat petter “kau tak apa-apa ?” tanya joe yang melihat keadaan petter yang tak karuan, mukanya begtu pucat. Petter hanya menggelengkan kepalanya, mereka pun melanjutkan perjalanan.
Ketika sudah sampai kota hujan rintik-rintik mulai turun. Mereka mencari restoran terdekat. Sampai lah mereka di sebuah restoran sebelum hujan turun dengan derasnya.
“ah untung saja kita sudah sampai sebelum hujan nya deras” kata joe sambil mengeluarkan laptop nya. “kau kenapa ?” tanya rey kepada petter. Petter hendak menjawab tetapi pelayan datang untuk menanyakan pesanan mereka.
Setelah pelayan itu pergi petter melanjutkan. “aku tak yakin, tetapi ku rasa penculik itu pak oskar atau pak thom..” rey dan joe langsung menoleh kaget. “tidak,dia tidak akan melakukan itu, ya ..untuk apa ?” kata rey ."astaga kau pikir semua guru suci atau apa ?" tukas joe. "iya baiklah, apa alasan mu ?" tanya rey “mudah saja, kalian tahu kan pintu yang ada di ruang baca ? tak ada bekas congkelan sama sekali. Selain itu kata bu rose tadi pintu di buka sekitar pukul 6.30, sedangkan beliau berangkat pukul 7.15. logika nya berarti ruangan baca mulai terbuka pukul 7.15. tetapi aku mendengar teriakan minta tolong pukul 6.15, dan pasti sam pergi ke perpustakaan sebelum pukul 6.15, apa kalian tak ada yang merasa ganjil ?” petter memijit-mijit kepalanya yang sakit.
“oh iya ya, lagi pula kata bu rose tadi, kepala sekolah pasti memegang kunci semua ruangan. Tapi apa motif nya ? dan kita belum bisa menemukan bukti-bukti itu” kata rey. Petter memandang berkeliling, dan matanya tertuju pada tas joe yang ada di atas meja. ia melihat sebuah benda kecil berkilat di timpa sinar lampu,benda itu menempel di situ.
“tunggu, jangan bicara lagi” petter berbicara dengan nada tinggi. Ia mengambil benda kecil itu dan berbicara dengan benda itu. “apa kau tak mempercayai murid mu sendiri ?” petter keluar dan langsung membuang benda itu.

TO BE CONTINUED
(review please)


1 komentar: