Malam
ini malam minggu, mereka sudah berencana untuk menonton film ke bioskop. “hey
kalian mau kemana ?” tanya vian. “ke kota, ada apa ?” tanya petter. Petter,
joe, dan rey sudah siap untuk keluar. “tidak mau bergabung, kami akan nonton
bareng, kami di pinjami proyektor oleh pak thom. Ikut yuk nonton beramai-ramai
kan lebih seru” vian memegang sebuah proyektor dan sebuah kaset yang masih ada
di salam kotaknya.
“bagai
mana ni ?” tanya petter ke joe dan rey. “kita nonton di asrama saja, seperti
nya lebih seru” kata rey yang langsung mencari tempat untuk duduk. Joe hanya
mengangkat bahu. Berarti sudah di sepakati mereka tak akan keluar untuk
menonton.
Memasuki
bulan juni, semua begitu di sibukkan dengan buku-buku yang bertumpuk. Saat ini
mereka semua sedang di sibukkan dengan ujian smester pertama. Udara begitu
panas ketika mereka semua memasuki ruangan ujian. Semua soal memang pilihan
ganda, keculai pelajaran fisika, kimia, dan matematika,ketiga pelajaran ini
esay. Ujian ini merupakan penentu jurusan mana yang akan mereka dapatkan.
Ada
tigah jurusan, IPA, IPS, dan BAHASA, di mana pun petter berada dia tak ambil
pusing, dimana saja jurusannya toh sama saja. Ujian terakhir mereka adalah
bahasa indonesia. “jawabannya banyak sekali yang menjebak, aku pasrah saja deh
dengan semua nilai ujian ku” rambut joe berdiri semua ketika keluar dari
ruangan.
“iya,
soalnya memang mudah. Tapi menjebak sekali” rey setuju dengan joe, petter tak
mau memikirkan ujiannya lagi, yang terpenting adalah mereka sudah selesai ujian
dan bisa bersantai-santai sampai rapor mereka di bagikan.
“makan
yuk ? lapar nih”ajak petter, berfikir seperti ini membuatnya kelaparan. Selama
ujian berlangsung jatah makannya bertambah dua kali lipat, tetapi sama saja
badannya tak mengalami kegemukan yang berarti.
“eh,
bagaimana kelanjutan tentang pimpinan black jack ? apakah sudah tertangkap
?”tanya rey di sela makan siang mereka. “ntah lah, lama aku tak membaca koran.”
Jelas petter.
“oh
ya, bagaimana kalau kalian berlibur ke rumah ku saja ?” usul petter.
“waah
aku setuju” joe begitu antusias dengan tawaran petter.
“maaf
aku tidak bisa, aku akan pergi keluar kota” kata rey.
“yah
baiklah kita berdua saja kalau begitu”kata petter bersemangat.
“kita
libur berapa lama ?” tanya rey
“hanya 2 minggu.berbeda dengan liburan smester
genap, biasanya 4 minggu, maka dari itu banyak mereka yang tak kembali ke rumah
mereka.” Jelas joe.
“wah
jadi walaupun liburan begini mereka tak kembali ke rumah mereka masing-masing ?”
tanya rey, “iya, mereka banyak yang menghabiskan waktu mereka di sekolah.” Jawab
joe.
Mereka
semua menghabiskan makanan mereka segera dan pergi menuju markas. “hallo
kalian” sapa pak oskar. “hay pak” jawab petter, joe dan rey berbarengan. “sudah
siap untuk liburan ini ?” tanya pak oskar dengan senyum yang lebar. “tentu saja”jawab
mereka berbarengan.
“bagaimana dengan anda ?” tanya petter.
“aku
dan pak thom kembali ke rumah tentu saja, anak-anak kami sudah menunggu kami”
kata pak oskar.
“anak
anda umur berapa pak ?” tanya petter penasaran, ternyata beliau sudah memiliki
anak.
“masih
sekolah dasar kelas 4”
“wah
pasti jadi detective yang hebat” kata joe. “iya,semoga saja mereka bisa sehebat
kalian semua” mereka pun tertawa bersama. Hari ini mereka belajar sandi.
Setelah
pelajaran usai, mereka tak langsung kembali ke kastil. Mereka mengobrol dulu di
markas. “apa rencana kita besok ketika liburan di rumahmu ?” tanya joe.
“bagaimana kalau kita berburu ?” petter menjawab sambil tertawa. “berburu apa
?” joe tampak bingung. “berburu jack. Pemimpin black jack haha” “pyaaaarr”
terdengar gelas jatuh, ternyata gelas milik pak oskar.
“anda
tidak apa-apa pak ?” petter, joe dan rey tampak cemas. “aku tak apa-apa.
Petter, berjanjilah satu hal kepadaku” wajah peter berubah, bingung sekali
dengan maksud kata-kata pak oskar.
“iya,
apa itu pak ?” tanya petter. “berjanjilah untuk tidak mencari-cari keberadaan
jack” petter tampak lega. Ternyata pak oskar menanggapi serius leluconnya. “aku
memang ingin menangkapnya pak, tetapi aku juga tak mau mati konyol. Lagi pula aku
kan hanya bercanda tadi pak, tak usah terlalu di bawa serius hehe” petter
tertawa, tetapi lambat laun berhenti karena pak oskar tetap memasang wajah
serius.
“anda
tak apa-apa pak ?” petter mulai cemas dengan ke adaan pak oskar. “tidak
apa-apa, tetapi berjanjilah, kalau ingin keluar untuk bermain ke kota, aktivkan
terus GPS di handphone mu supaya para pengawal yang ada di luar bisa melacak
mu.
“jadi
masih banyak polisi di luar yang mengawasi ku ?” tanya petter. “tentu saja,
nyawa mu saat ini sangat terancam, jangan lah macam-macam selama kau disini.
Joe, aku percayakan petter pada mu” kata pak oskar.
Joe
mengangguk tak mengerti. Ia sama sekali tak tahu menahu masalah pengawasan
ketat petter. Setelah mendengar bell tanda makan malam, mereka langsung
bergegas menuju aula. “kau tak pernah bercerita mengenai ini ?” suara joe
begitu dingin.
“bukan
maksud ku tak ingin cerita, hanya saja, aku sudah lupa, saat itu aku akan
cerita malah sakitt dan di rawat. Jadi lupa, baru ingat sekarang” jelas petter.
“maaf ya ?” suara petter terdengar menyesal. “lain kali kalau ada apa-apa
cerita, kami ini sahabat mu” kata joe.
“iya
lain kali aku pasti cerita”jawab petter menyesal.
Keesokan
paginya, udara begitu sejuk,Hujan baru saja mereda. Lapisan awan mulai terkuak.
Dan langit biru kembali membentang di atas kota. Udaranya bersih. Mereka-
petter, joe, dan rey kini bersepeda melintasi kota. pagi hari yang sangat
nyaman, seakan – akan mengundang penduduk-penduduk kota untuk berjalan-jalan.
Daerah perbelanjaan sangat ramai di kunjungi orang-orang yang hendak berbelanja
kebutuhannya atau sekedar melihat barang-barang yang di pajang di
jendela-jendela toko. Kedua restoran taman yang mereka lewati begitu terisi
penuh. Tak satu kursi pun terlihat kosong.
Mereka
tiba di sebuah kafetaria yang ramai juga tetapi masih ada tempat untuk mereka
bertiga. Tempatnya strategis berada di persimpangan jalan. Mereka mendapatkan
tempat duduk di dekat kaca, mereka bisa melihat para pejalan kaki dari situ
mereka juga bisa melihat sepeda mereka terparkir dari situ. Mereka pun memesan
masing-masing memesan strowberry milkshake dan nasi goreng.
“berapa
hari lagi rapr di bagikan ?” tanya petter. “masih seminggu lagi”jawab rey
sambil mengetuk meja dengan jari-jarinya. “aku sudah sangat bosan,tidak ada
pelajaran, tidak ada apa-apa” tambah rey. “aku memang tidak suka belajar, tapi
kali ini aku sangat merindukan ketika kita sedang berada di kelas dan belajar”
kata joe sambil bertopang dagu. “iya sama, kalau begini terus aku bisa mati
bosan” tambah petter.
Pelayan
pun datang membawakan pesanan mereka, “wah milkshake dan nasi goreng ternyata
bukan pasangan yang pas ya, aku akan memesan air putih, kalian ada yang mau ?”
tanya rey. Mereka pun sependapat dengan rey, rey pergi mencari salah satu
pelayan untuk memesan air putih.
Tak lama kemudian ada seseorang yang datang, ,
sebenarnya dari tadi banyak orang yang keluar masuk kafetaria ini, tetapi orang
yang satu ini cukup membuat petter dan joe penasaran. Orang nya berwajah lebar
dengan mata yang sipit, hidung nya lebar dan tidak mancung, badan nya gagah,
tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus. Rambutnya keriting membingkai
wajahnya, kulitnya putih dan rambutnya berwarna coklat tua. ia mengenakan
setelan jas berwarna putih. Ia memilih tempat paling pojok.kira-kira umurnya
sudah sekitar 40 tahun.
TO BE CONTINUED
(review please)
0 komentar
Post a Comment