Sunday, March 31, 2013

Club Detective School (part17)


Malam ini malam minggu, mereka sudah berencana untuk menonton film ke bioskop. “hey kalian mau kemana ?” tanya vian. “ke kota, ada apa ?” tanya petter. Petter, joe, dan rey sudah siap untuk keluar. “tidak mau bergabung, kami akan nonton bareng, kami di pinjami proyektor oleh pak thom. Ikut yuk nonton beramai-ramai kan lebih seru” vian memegang sebuah proyektor dan sebuah kaset yang masih ada di salam kotaknya.
“bagai mana ni ?” tanya petter ke joe dan rey. “kita nonton di asrama saja, seperti nya lebih seru” kata rey yang langsung mencari tempat untuk duduk. Joe hanya mengangkat bahu. Berarti sudah di sepakati mereka tak akan keluar untuk menonton.
Memasuki bulan juni, semua begitu di sibukkan dengan buku-buku yang bertumpuk. Saat ini mereka semua sedang di sibukkan dengan ujian smester pertama. Udara begitu panas ketika mereka semua memasuki ruangan ujian. Semua soal memang pilihan ganda, keculai pelajaran fisika, kimia, dan matematika,ketiga pelajaran ini esay. Ujian ini merupakan penentu jurusan mana yang akan mereka dapatkan.
Ada tigah jurusan, IPA, IPS, dan BAHASA, di mana pun petter berada dia tak ambil pusing, dimana saja jurusannya toh sama saja. Ujian terakhir mereka adalah bahasa indonesia. “jawabannya banyak sekali yang menjebak, aku pasrah saja deh dengan semua nilai ujian ku” rambut joe berdiri semua ketika keluar dari ruangan.
“iya, soalnya memang mudah. Tapi menjebak sekali” rey setuju dengan joe, petter tak mau memikirkan ujiannya lagi, yang terpenting adalah mereka sudah selesai ujian dan bisa bersantai-santai sampai rapor mereka di bagikan.
“makan yuk ? lapar nih”ajak petter, berfikir seperti ini membuatnya kelaparan. Selama ujian berlangsung jatah makannya bertambah dua kali lipat, tetapi sama saja badannya tak mengalami kegemukan yang berarti.
“eh, bagaimana kelanjutan tentang pimpinan black jack ? apakah sudah tertangkap ?”tanya rey di sela makan siang mereka. “ntah lah, lama aku tak membaca koran.” Jelas petter.
“oh ya, bagaimana kalau kalian berlibur ke rumah ku saja ?” usul petter.
“waah aku setuju” joe begitu antusias dengan tawaran petter.
“maaf aku tidak bisa, aku akan pergi keluar kota” kata rey.
“yah baiklah kita berdua saja kalau begitu”kata petter bersemangat.
“kita libur berapa lama ?” tanya rey
 “hanya 2 minggu.berbeda dengan liburan smester genap, biasanya 4 minggu, maka dari itu banyak mereka yang tak kembali ke rumah mereka.” Jelas joe.
“wah jadi walaupun liburan begini mereka tak kembali ke rumah mereka masing-masing ?” tanya rey, “iya, mereka banyak yang menghabiskan waktu mereka di sekolah.” Jawab joe.
Mereka semua menghabiskan makanan mereka segera dan pergi menuju markas. “hallo kalian” sapa pak oskar. “hay pak” jawab petter, joe dan rey berbarengan. “sudah siap untuk liburan ini ?” tanya pak oskar dengan senyum yang lebar. “tentu saja”jawab mereka berbarengan.
 “bagaimana dengan anda ?” tanya petter.
“aku dan pak thom kembali ke rumah tentu saja, anak-anak kami sudah menunggu kami” kata pak oskar.
“anak anda umur berapa pak ?” tanya petter penasaran, ternyata beliau sudah memiliki anak.
“masih sekolah dasar kelas 4”
“wah pasti jadi detective yang hebat” kata joe. “iya,semoga saja mereka bisa sehebat kalian semua” mereka pun tertawa bersama. Hari ini mereka belajar sandi.
Setelah pelajaran usai, mereka tak langsung kembali ke kastil. Mereka mengobrol dulu di markas. “apa rencana kita besok ketika liburan di rumahmu ?” tanya joe. “bagaimana kalau kita berburu ?” petter menjawab sambil tertawa. “berburu apa ?” joe tampak bingung. “berburu jack. Pemimpin black jack haha” “pyaaaarr” terdengar gelas jatuh, ternyata gelas milik pak oskar.
“anda tidak apa-apa pak ?” petter, joe dan rey tampak cemas. “aku tak apa-apa. Petter, berjanjilah satu hal kepadaku” wajah peter berubah, bingung sekali dengan maksud kata-kata pak oskar.
“iya, apa itu pak ?” tanya petter. “berjanjilah untuk tidak mencari-cari keberadaan jack” petter tampak lega. Ternyata pak oskar menanggapi serius leluconnya. “aku memang ingin menangkapnya pak, tetapi aku juga tak mau mati konyol. Lagi pula aku kan hanya bercanda tadi pak, tak usah terlalu di bawa serius hehe” petter tertawa, tetapi lambat laun berhenti karena pak oskar tetap memasang wajah serius.
“anda tak apa-apa pak ?” petter mulai cemas dengan ke adaan pak oskar. “tidak apa-apa, tetapi berjanjilah, kalau ingin keluar untuk bermain ke kota, aktivkan terus GPS di handphone mu supaya para pengawal yang ada di luar bisa melacak mu.
“jadi masih banyak polisi di luar yang mengawasi ku ?” tanya petter. “tentu saja, nyawa mu saat ini sangat terancam, jangan lah macam-macam selama kau disini. Joe, aku percayakan petter pada mu” kata pak oskar.
Joe mengangguk tak mengerti. Ia sama sekali tak tahu menahu masalah pengawasan ketat petter. Setelah mendengar bell tanda makan malam, mereka langsung bergegas menuju aula. “kau tak pernah bercerita mengenai ini ?” suara joe begitu dingin.
“bukan maksud ku tak ingin cerita, hanya saja, aku sudah lupa, saat itu aku akan cerita malah sakitt dan di rawat. Jadi lupa, baru ingat sekarang” jelas petter. “maaf ya ?” suara petter terdengar menyesal. “lain kali kalau ada apa-apa cerita, kami ini sahabat mu” kata joe.
“iya lain kali aku pasti cerita”jawab petter menyesal.
Keesokan paginya, udara begitu sejuk,Hujan baru saja mereda. Lapisan awan mulai terkuak. Dan langit biru kembali membentang di atas kota. Udaranya bersih. Mereka- petter, joe, dan rey kini bersepeda melintasi kota. pagi hari yang sangat nyaman, seakan – akan mengundang penduduk-penduduk kota untuk berjalan-jalan. Daerah perbelanjaan sangat ramai di kunjungi orang-orang yang hendak berbelanja kebutuhannya atau sekedar melihat barang-barang yang di pajang di jendela-jendela toko. Kedua restoran taman yang mereka lewati begitu terisi penuh. Tak satu kursi pun terlihat kosong.
Mereka tiba di sebuah kafetaria yang ramai juga tetapi masih ada tempat untuk mereka bertiga. Tempatnya strategis berada di persimpangan jalan. Mereka mendapatkan tempat duduk di dekat kaca, mereka bisa melihat para pejalan kaki dari situ mereka juga bisa melihat sepeda mereka terparkir dari situ. Mereka pun memesan masing-masing memesan strowberry milkshake dan nasi goreng.
“berapa hari lagi rapr di bagikan ?” tanya petter. “masih seminggu lagi”jawab rey sambil mengetuk meja dengan jari-jarinya. “aku sudah sangat bosan,tidak ada pelajaran, tidak ada apa-apa” tambah rey. “aku memang tidak suka belajar, tapi kali ini aku sangat merindukan ketika kita sedang berada di kelas dan belajar” kata joe sambil bertopang dagu. “iya sama, kalau begini terus aku bisa mati bosan” tambah petter.
Pelayan pun datang membawakan pesanan mereka, “wah milkshake dan nasi goreng ternyata bukan pasangan yang pas ya, aku akan memesan air putih, kalian ada yang mau ?” tanya rey. Mereka pun sependapat dengan rey, rey pergi mencari salah satu pelayan untuk memesan air putih.
Tak lama kemudian ada seseorang yang datang, , sebenarnya dari tadi banyak orang yang keluar masuk kafetaria ini, tetapi orang yang satu ini cukup membuat petter dan joe penasaran. Orang nya berwajah lebar dengan mata yang sipit, hidung nya lebar dan tidak mancung, badan nya gagah, tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus. Rambutnya keriting membingkai wajahnya, kulitnya putih dan rambutnya berwarna coklat tua. ia mengenakan setelan jas berwarna putih. Ia memilih tempat paling pojok.kira-kira umurnya sudah sekitar 40 tahun.

TO BE CONTINUED
(review please)  




0 komentar

Post a Comment