Petter
sudah kembali ke aktifitasnya semula, kali ini ia di sibukkan dengan latihan
basketnya, sebentar lagi akan di adakan kompetisi basket asrama. Petter
berlatih sangat giat, hampir setiap hari ia berlatih, petter banyak kehilangan
waktunya untuk mengerjakan semua tugas-tugas sekolah nya.
“hey
petter, wajahmu tampak lesu sekali ada apa ?” tanya joe ketika mereka sedang
makan malam, “ah benarkah ? aku hanya memikirkan tugas-tugas ku ini” kata
petter sambil menunjuk tumpukan buku yang ada di sebelah piring nya. “ku rasa
kamu harus berhenti dari club basket itu” rey mengusulkan. “tidak bisa” kata
petter dengan suara lesu. “baiklah,besok pertandingan di mulai bukan ?” tanya
joe sambil memakan kentang gorengnya. “iya” jawab petter. Setelah makan malam
usai mereka bertiga langsung menuju asrama, petter membawa semua buku-bukanya
ke “petter kau tak mengerjakan tugasmu ?” tanya rey setelah sampai asrama dan
melihat petter melettakkan bukunya begitu saja di meja. “tidak,aku akan
istirahat,besok pagi pertandingan di mulai”kata joe dan langsung naik menuju
kamarnya.
Sebenarnya
petter belum benar-benar mengantuk, ‘aku harus tidur,aku butuh tidur, besok
pertandingan pertama ku’ batinnya, ia pun mencoba memejamkan matanya
Paginya
udara sangat cerah dan dingin. Aula besar di penuhi dengan aroma lezat sosis
dan kentang goreng, anak-anak heboh sekali membicarakan pertandingan basket
yang akan berlangsung hari ini.
“kau
harus sarapan” kata rey
“aku
tidak mau” petter sama sekali tak bernafsu untuk sarapaan pagi ini.
“sepotong
roti saja, atau kentang goreng ini, pokoknya kamu harus sarapan” rey membujuk.
Setengah jam lagi pertandingan di mulai, petter begitu gelisah. “petter kau
harus makan” kata vian yang baru bergabung dengan mereka semua di meja makan.
“kau ini pemain termuda pasti banyak yang mengincarmu” tambah vian,
“terimakasih vian” kata petter seraya mengawasi vian yang memberikan saus
banyak-banyak ke sandwich nya.
Tepat
pukul delapan pagi semua anak sudah duduk rapih di kursi penonton stadion
sekolah, masing-masing asrama yang bertanding membawa spanduk yang besar-besar
untuk mensuport para pemain perwakilan asramanya. Joe dan rey bergabung dengan
vian dan sam yang berada di deret paling atas.
Sementara
di ruang ganti petter begitu cemas, tak seperti biasanya, ntah kenapa
pertandingan basketnya kali ini begitu berbeda, petter sebelumnya pun memang
pemain basket dan sudah menjuarai beberapa pertandingan, tapi ia merasa
pertandingan ini begitu spesial untuknya.
“sudah
lah, ini hanya pertandingan biasa. Tak usah begitu mencemaskannya,yang penting
adalah kamu harus bermain bagus hari ini” kata aji memberi semangat. “aku takut
mengecewakan semuanya” kata petter. “tenang saja, kamu kan tidak bermain
sendiri” kata jordan. “iya benar sekali, kita ini satu tim. Jadi semangat”
tambah jerry. Petter merasa senang sekali mendapat dukungan seperti ini,
semangat petter bangkit lagi. “baiklah kita harus semangat dan berjuang. Kita
pasti menang” kata petter bersemangat yang di sambut triakan penuh semangat
oleh yang lainnya.
Pertandingan
pun di mulai, ternyata mereka menghadapi asrama supernova, supernova bukan
lawan yang enteng bagi mereka, karna dari tahun ke tahun memang supernova lah
saingan terberat. Pertandingan berlangsung sangat seru, keduabelah pihak
supporter pun tak mau kalah saling adu yel-yel. Pertandingan berakhir dengan
kemenangan asrama andromeda dengan score akhir 99-97, hanya selisih satu bola.
“permainan
yang bagus petter” ucapan itu terdengar sepanjang perjalanan petter menuju
asrama nya. “wow cool man !” kata joe ketika petter sudah sampai di asrama.
“haha terimakasih, joe” kata petter girang.
Memasuki
bulan mei, hampir setiap hari matahari bersinar dengan teriknya. Petter, joe, dan
rey lebih banyak menghabiskan waktu nya di perpustakaan untuk mengerjakan semua
tugas-tugas nya yang menumpuk.
“ada
apa dengan semua guru-guru di sini ? hampir setiap hari kita di berinya tugas”
gerutu joe. “lebih tepat nya hampir setiap guru yang datang membebankan kita
dengan tugas-tugas yang menumpuk.”keluh petter ia membuka halaman-halaman yang
ada di depannya, buku-buku itu tertumpuk hampir menutupi wajah mereka.
“jangan
seperti itu,guru-guru begini karena sebentar lagi kita akan menghadapi ujian smester
pertama” Jelas rey sambil menulis. “tetapi dengan begini, mereka membunuh kita
secara perlahan, lagi pula kau belajar begini kerasnya, tetapi nilai mu tak
pernah bisa lebih tinggi dari petter” kata joe ketus.
Rey
menutup bukunya keras-keras dan pergi meninggalkan petter dan joe. “hey rey,
mau kemana kau ?” petter nyaris bertriak. “tak usah hirau kan dia,dia itu masih
sama seperti itu,selalu sok tahu, dan selalu omong kosong juga.” Joe menopang
dagu nya dan membolak-balik halaman buku nya.
“tetapi
dia teman kita, apa kita akan perang dingin lagi, hanya gara-gara hal spele
seperti ini ?” petter berdiri dari kursinya, “jika kau mengejarnya, kejar saja,
aku sedang malas berdebat dengan nya” joe sibuk menulis. Petter membereskan
mejanya “aku akan menyusulnya” kata petter. “iya, terserah kau saja” petter
langsung keluar, mencari-cari dimana keberadaan rey.
Petter
mencari nya di asrama tetapi ia tidak ada, petter berkeliling sekolah tetapi
tak menemukan rey, ia teringat dengan markas mereka, harapan satu-satu nya
adalah markas tersebut. Ia berjalan setengah berlari menuju markas, tetapi
kekecewaan besar bercampur dengan kecemasan ketika petter tak menemukannya.
Petter
duduk di bangku taman, “sedang apa kau disini ?” petter segara menoleh dan
ternyata itu adalah pak thom. “mencari rey, dia begitu marah ketika joe
mengejeknya, aku khawatir, aku sudah berkeliling tetapi tak menemukannya”
petter begitu lesu, ia takut ada apa-apa dengan rey.
“seperti nya aku tadi melihat nya di pinggir
danau besar” pak thom langsung pergi. “oh, pak trimakasih” pak thom berbalik
dan mengangguk, ia melanjutkan jalannya.
Petter
langsung berlari ke arah pinggir danau. “pinggir danau yang mana ?” tanya
petter dalam hati. ia berjalan ke arah jembatan dan ternyata ia melihat rey di
sana, ia tampak lesu dan sedang memandang danau.
“rey
? kau tak apa ?” petter mendekat dan berbicara begitu hati-hati takut membuat
rey tersinggung. Rey hanya mengangguk, mata nya menandakan seperti nya ia habis
menangis.
Petter
mendekat dan berdiri di sebelahnya. “kalimat joe tadi tak usah di ambil hati ya
?dia seperti itu kerena ia kesal dengan tugas-tugas nya” petter berbicara
dengan tenang. “kenapa sih di begitu membenci ku ?” tanya rey. “bukannya dia
benci, tetapi ia menunjukkan rasa perhatiannya dengan cara begitu” apa yang dia
omongkan petter sebenarnya asal saja, yang penting ke dua temannya itu bisa
berdamai lagi.
“sebaiknya
kau kembali ke joe dan meminta... maaf”
“aku
? meminta maaf dengannya ? yang salah dia bukan aku jadi seharusnya dia yang
meminta maaf bukannya aku” suara rey begitu keras, membuat burung-burung di
sekitar bertebangan karena ketakutan.
Petter
semakin bingung, apa yang harus ia lakukan untuk membuat ke dua temannya ini
damai. Rey pergi meninggalkan petter, ia berlari sambil menangis. “aku harus
apa ???” teriaknya sambil menutup wajahnya dengan ke dua tangannya.
Sore
ini pelajaran olah raga. Salah satu yang paling disukai petter adalah kolam
renang besar yang terletak di pinggir pantai. Kolam tersebut di gali di
batu-batu karang tepi pantai.dan dasarnya dibiarkan tetap berbatu-batu karang
tidak rata. Juga tepinya berlumut, bahkan kadang-kadang bagian dasarnya licin
pula oleh lumut Tapi tiap hari bila air pasang, air laut menyerbu masuk ke
dalam kolam tersebut, membuat air kolam bergelombang. Sungguh menyenangkan
berenang-renang di tempat itu.
Pantai
lautnya sendiri terlalu berbahaya untuk tempat mandi. Ombaknya terlalu besar dan
kuat Anak-anak dilarang berenang di laut ini. Di dalam kolam semua aman. Salah
satu ujung kolam dibuat cukup dalam sehingga bisa untuk terjun dari papan
loncat yang tinggi. Di situ juga ada tempat luncur serta papan loncat yang
lebih rendah.
Saat
petter keluar dari kamar mandi ia bertabrakan dengan seorang anak perempuan
kelas satu lainnya, tapi sepertinya tidak satu asrama dengannya karena ia tak
pernah melihat nya. “maaf” kata petter. Tetapi gadis itu malah memandang kagum
petter. Petter hanya mengenakan celana renang, otot-otot lengan dan perut nya
sudah terbentuk karena memang petter senang berolah raga.
“hmm
maaf, aku tidak melihat mu tadi, kau tak apa-apa ?” ulang petter. Gadis itu
masih bengong. “hello ?” petter terpaksa menjentikkan tangannya di depan wajah
gadis itu. “eh..anu... maaf sekali aku tak melihat mu” kata gadis itu, wajahnya
sangat merah, ia pun langsung permisi. “aneh” grutu petter.
Ia
pun tak memikirkannya lagi, ia segera terjun ke kolam renang, sungguh segar
rasanya berenang di teriknya sinar matahari seperti ini. Ia berenang sambil
melihat ke arah laut, ternyata danau besar yang mengelilingi sekolah bermuara
di laut ini. Petter memang sering melihat pantai dari jarak jauh, tapi ia sama
sekali tak pernah menjejakkan kakinya langsung ke pantai itu. Bukannya ia tak
ingin, tetapi ia terlalu sibuk. Ingin rasanya sesekali bermain ke pantai itu.
Petter
melihat joe sedang bermain-main dengan vian dan erik. Erik adalah murid asrama
bima sakti. Anak ini tak begitu tinggi, kulitnya putih, rambutnya lurus
berwarna hitam gelap, gigi-gigi depannya besar-besar. Petter segera bergabung
dengan mereka.
Sesudah
pengambilan nilai mereka kembali ke ruang ganti, petter begitu terkejut ketika
mendapati tas nya begitu penuh, banyak sekali coklat,permen,dan hadiah lainnya.
“waahh banyak fans ni” goda joe. “kau mau tidak ? kalau mau ambil saja” kata
petter ketus, bukan ia tak menghargai pemberian itu, tetapi ia sudah bosan
dengan coklat, bisa-bisa ia gemuk karena tiap hari maka berkilo-kilo coklat.
“jika
aku tak mau ?” tanya joe, “buang saja” jawab petter sambil berjalan keluar
kamar ganti karena ia telah selesai bertukar baju. “hey petter tunggu dong” joe
tampak berlari mengejar petter. Petter berhenti untuk menunggu joe. Ia melihat
rey bermain dengan anak perempuan lainnya, ia begitu merindukan saat-saat di
mana mereka bertiga bersama-sama.
Tak
terasa sudah seminggu joe dan rey saling diam. Saat ada pelajaran di club
detective mereka tetap tak ada yang berteguran, seperti tak saling kenal. “hey
joe, kau tak merindukan rey ?” petter langsung ke inti persoalan. “kenapa kau
menanyakannya ?” joe memang tak pernah suka jika sedang membahas rey.
“kita
ini sahabat, hanya karena hal spele kalian jadi bermusuhan seperti ini ? jangan
selalu mengikuti ego mu, ayolah meminta maaf saja duluan.” Kata petter dengan lembut. “yang salah itu
dia....” petter langsung memotong kata-kata joe. “apa sih susah nya meminta
maaf ? kalau tak ada yang memulai untuk meminta maaf, tak akan pernah selesai
masalah ini” petter berbicara dengan nada yang sedikit tinggi.
Joe
terdiam. “baiklah aku akan meminta maaf”katanya dengan suara yang nyaris tak
terdengar. “rey !!” triak petter memanggil rey. Rey menoleh
“kemari
sebentar”
“ada
apa ?”
“sudah
lah kemari dulu” rey pun berjalan ke arah petter dan joe.
“rey...maafkan
aku, perkataan ku waktu itu membuat mu sakit hati,aaf kan aku ya ?” joe
langsung memulai ketika rey datang menghampiri mereka. “ah ?? hmm.. aku juga
minta maaf ya” mereka saling berjabat tangan. Setelah kejadian itu hubungan mereka bertiga
kembali membaik.
TO BE CONTINUED
(review please)
0 komentar
Post a Comment