Matahari
mulai menampakkan diri. Cha-cha pun sudah mandi dan bersiap-siap kesekolah,
waktu sudah menujukkan pukul 06.00 . cha-cha langsung turun dan bergegas ke
ruang makan untuk sarapan. Ternyata sudah ada kak dev sedang mengolesi roti nya
dengan selai coklat kesukaannya .cha-cha pun segera bergabung . “kamu brangkat
naik angkutan umum ke sekolah ? kakak antar saja ya ?” kak dev menawarkan
sambil tetap berkonsentrasi ke rotinya. “ah g usah kak, aku bareng Lee” kata
cha-cha sambil memakan nasi goreng nya yang sudah di siapkan oleh mbok ijah
secara perlahan. Mbok ijah adalah salah satu pekerja di rumah cha-cha.
“ah ?
ngomong-ngomong lee, Ada temen kamu sering banget ke rumah nanyain kamu,cowo,
cakep sih tapi ya masih cakep kakak haha”
“pede banget
kak,haha siapa ?” cha-cha berhenti mengunyah. Siapa kira-kira orang itu. “pede
tu apa ? siapa ya ? Ang Ser Kian kalo g salah ya namanya, itu lho adik nya Lee
Ser Kian” .
“haa ?Ang
?ngapain ?”tanycha-cha.
“gak
tau,jangan-jangan kamu punya hutang belum di bayar ya ?makannya dia nagih terus
hahahah”
“yeeee
kakak” kak dev langsung tertawa terbahak-bahak melihat
ekspresicha-cha.”uhuk..uhuk..uhuk” kak dev tersedak karena terlalu heboh
tertawa.
“hahahah,
kualat tuh kakak” kata cha-cha sambil membantunya untuk minum.
“ah kamu
seneng banget kakak sengsara gini”
“hahah iya
dong, aku seneng kalo kakak sengsara, dan akku bakal sengsara kalo liat kakak
seneng hahahha”
“errrrrrr”
kak dev mencubit pipicha-cha
“auuuuu
kakakkk” cha-cha bertriak dan mengejar kak dev yang segera berlari setelah
mencubit pipi cha-cha.
Tiba-tiba
terdengar klakson mobil, “non cha-cha, ada temennya nih datang” terdengar suara
mbok ijah bertriak “oh iya mbok bentar” cha-cha langsung berlari mengambil tas
nya dan langsung melesat ke depan menyusul lee. “kak, aku brangkat dulu ya”
cha-cha berteriak dari depan rumah.cha-cha pun langsung melesat ke dalam mobil
Lee. “maaf agak lama” kata ku sambil memakai sabuk pengamanku. “ah iya, nggak
pa-pa” katanya sambil menginjak gas.
Selama
perjalanan cha-cha kepikiran kata-kata kak dev tadi. “nglamunin apa cha ?”
suara Lee membuyarkan lamunan nya. “oh nggak, eh kok elo nggak pernah ngubungin
gue sih ?” cha-cha memulai percakapan, “oh sorry, bukannya gue nggak mau
ngubungin elo, tapi elo nggak bisa di hubungin, pekerja rumah lo nggak ada yang
punya nomer hand phone ataupun nomor telepon rumah lo yang di sini,mau tanya
kak dev, tapi kak dev di nanyang” katanya menjelaskan
“oh iya gue minta
no. Hand phone lo ?” katanya menambahkan. “hmn. +62 867 0908 1034” Lee mencatat
no cha-cha di hand phone nya, dan sedetik kemudian hand phone cha-cha bergetar.
Setelah dia tau hand phone cha-cha menandakan adanya panggilan masuk,dia pun
memutuskan panggilan dan memasukkan hand phone nya ke kantong kemejanya.
Ternyata
mereka sudah sampai sekolah. Cha-cha pun mengucapkan trimakasih dan langsung
turun dari mobil Lee. Karna cha-cha dan Lee tidak searah, dia akan ke kantor
guru dan cha-cha ke kelas jadi mereka berpisah setelah melewati lobby.
Ternyata ke
tiga sahabat cha-cha sudah sampai di sekolah lebih dahulu. “pagi” kata cha-cha
tersenyum ke arah mereka. “pagiii cha” mreka menjawab berbarengan. “eh cha,
tadi lo kesekolah bareng Mr. Lee ya ?” dea bertanya sambil senyum-senyum
sumringah. “oh iya, kan kalian udah tau kalo rumahnya searah sama gue bahkan
tetangga gue” kata cha-cha sambil sekali-sekali melihat layar hand phone
cha-cha untuk mengecek ada pesan masuk atau tidak, dan ternyata tidak ada. “eh
cha, ada yang beda lho dari Lee” dinda memulai pembicaraan tapi kali ini dengan
nada yang sedikit serius.
“beda gimana
?” tanya cha-cha datar dan mengambil novel di dalam tas nya. “beda, tatapan dia
ke elo tu beda” kali ini karen yang berbicara. “oh, menurut gue biasa aja,
mungkin karena kami kenal dekat” kata cha-cha terdengar cuek. “ihh chaa” dea
mengambil novel cha-cha, cha-cha pun terpaksa mendengar argumen mereka yang
tidak masuk akal yang membahas Lee. “ih cha, serius deh. Tatapan mata dia ke
elo tu beda. Sepertinya dia suka elo deh” .
“ah perasaan
kalian aja kali, g mungkin dia suka gue, dan gue juga nggak mungkin suka dia.
Secara dia tu temen kecil gue, bahkan dari mereka baru lahir pun kami sudah
berteman”
“nggak ada
yang nggk mungkin cha, lagian kalo kalian pacaran cocok banget, elo nya cantik
dia nya juga ganteng pake banget” cha-cha mengacuhkan kata-katanya. Dan bell
pertanda mauk pun berbunyi.
Tidak terasa
Lee di sini sudah beberapa minggu. Dan mereka sudah sering menghabiskan waktu
bersama. Hari ini mata pelajarannya, pelajaran Lee adalah pelajaran yang
palinng di tunggu- tunggu semua murid. Seperti biasanya ketika dia masuk
suasana kelas langsung sunyi. Tidak ada yang berbicara, bukan karna Lee galak
tetapi semua murid lebih baik diam memperhatikan wajahnya yang tampan.
Pelajarannya kali ini biasa saja hanya permainan piano. Dia menyanyikan lagu
“since i found you” milik christian bautista. Yah suaranya memang bagus, cha-cha
heran kenapa dia nggak alih profesi jadi penyanyi aja. Suara yang bagus dan
wajahnya yang mendukung. Cha-cha yakin pasti karya nya di terima di pasaran.
Dia
memberikan tugas untuk liburan, setelah liburan smester 5 semua murid harus
bisa bernyanyi sambil bermain piano. Neraka bagi cha-cha. Cha-cha sama sekali
tidak bisa bernyanyi, apa lagi bermain musik jauh dari kategori bisa.
Sepulang
sekolah cha-cha mengeluhkan semua tentang pelajaran Lee, tentang bagaimana
gelapnya cha-cha akan dunia seni. Lee hanya tertawa. Dia berjanji mengajarkan
cha-cha bermain piano. Di rumah cha-cha mempunyai piano tetapi cha-cha tidak
pernah memainkannya, biasanya para pekerjcha-cha mencoba coba membunyikannya
tapi suaranya cukup membuat telinga tuli seketika karna suara yang di
kategorikan sangat kacau. Sore ini Lee berjanji untuk mengajarkan cha-cha
bermain piano.
Ternyata Lee
pun menepati janjnya pukul 16.00 Lee datang, cha-cha pun langsung menuntunnya
ke tempat dimana piano cha-cha berada. Piano nya menghadap kaca yang memisahkan
antara ruangan ini dengan taman belakang. “are you ready ?” katanya sebelum
memulai pembelajaran ini. “yes, bisa kita mulai ?” kata nya tidak sabar. “oke,
pertama kita belajar melatih jari – jari kamu dulu ya” Lee memberikan kertas yang
berisi not angka yaitu di baris pertama 1-2-3-4-5-6-7-1. Baris ke dua
1-3-2-4-3-5-4-6-5-7-6-1 . baris ke tiga
1-2-3-1-2-3-4,2-3-4-2-3-4-5,3-4-5-3-4-5-6,dst. Cha-cha menekan tuts-tust pada
piano nya “ternyata pegel juga ya jari-jari ku” kata cha-cha sambil tetap
menekan tuts-tuts itu. Lee hanya tersenyum, “mana aja yang sakit” tanya Lee
sambil memegang jari-jari cha-cha dan mulai memutar-mutar jari-jari cha-cha dan
sedikit membaik. “kalo awal-awal emang gini cha” .Tanpa sengaja mata mereka
saling bertemu, ada rasa yang berbeda saat mata mereka saling bertemu, rasa
yang sama sejak bertahun-tahun yang lalu kini mulai tumbuh kembali, tatapan
yang hangat,tangannya masih memegang tangan cha-cha. Dan.......
“teeettttt..teettt...” bell pertanda ada tamu datang pun berbunyi, mereka berdua
langsung tersadar dan menjaga jarak, cha-cha menggaruk kepala cha-cha yang
tidak gatal“ehm,ada tamu cha” Lee langsung duduk dan mulai menekan tuts-tuts
piano, cha-cha pun langsung melesat ke pintu.
Ketika
cha-cha membuka pintu ternyata yang datang adalah ketiga sahabat cha-cha.
“chachaa, lama benget buka pintunya,udah seabad mereka nunggu disini” “seabad
yang lalu rumah ku ini belum di bangun hahah” “gila nya kumat ni,eh cha, itu
bukannya mobil mr. Lee ya ?” karen menambahkan. “hmm iya, dia disini, ngasi
pembelajaran main piano”
“pantesan
aja buka pintunya lamaaaaa” kata dinda dengan senyum seperti nenek sihir yang
menemukan mangsanya untuk di sihir menjadi katak. “apa hubungannya”kata cha-cha
sambil membawa mreka ke tempat Lee berada, dan mereka berlima pun duduk santai
di taman belakang rumah. “eh cha, kak dev mana ?” dea bertanya sambil menoleh
ke kanan kiri.
“lagi
keluar, ke toko buku” kata cha-cha singkat. “bisa puas dong berduaan” kata
dinda tersenyum seperti senyum troll3 “ehm,maksudnya?”kali
ini Lee angkat bicara sambil memasang tampang bingung. “ahhh nggaakk” kata
mereka bertiga berbarengan sambil saling melirik. “ehm, oke. Aku pulang dulu ya
cha.mari semua” katanya tersenum sambil berlalu. “hayyooo, chacha tadi ngapain
aja sama mr. Lee.” Mereka tersenyum penuh arti. “ga ngapa-ngapain, cuman
belajar main piano” kata cha-cha jujur. “aahh masa sih ?” mereka bertanya penuh
menyelidik. “ah lee pasti megang tangan lo waktu ngajarin lo terus dia nyanyiin
lagu-lagu romantis buat lo” “nggak usah ngaco deh” kata cha-cha sambil
mendorong lemah tubuh mereka bertiga. “eh liburan smester besok ke singapore
yuk ?” kata cha-cha menawarkan. Kebetulan minggu ini sudah memasuki musim
ulangan smester.
“yuuuk
mariii” mereka menjawab kompak. Memasuki ulangan umum smester 5 ini mereka
sangat di sibukkan dengan belajar. Cha-cha berusaha mendapat peringkat pertama.
Karena jika cha-cha berhasil mendapatkan peringkat 1 kak dev berjanji akan
membelikan cha-cha hadiah.
Ujian smester
pun akhirnya berakhir. Hari pembagin rapor pun tiba,smester lalu cha-cha,
dinda,karen,dan dea berturut – turut menempati posisi tiga,empat,lima,dan enam.
Smester sekarang sepertinya akan berubah.
Hari ini
yang mengambilkan rapor cha-cha adalah kak dev, biasanya yang mengambilkan
rapor cha-cha adalah sopir nya atau nggak mbok ijah. “cha-cha siapa ini ?” bu
ria bertanya sambil mengedip kan matanya ke kak dev. “jadi ini yang namany bu
ria dek ?” kak dev berbisik dan sepertinya bu ria tidak mendengarnya. “ah iya”
jawab nya datar.”ini kakak saya bu” cha-cha berusaha tersenyum. “oh, siapa
namanya ?” bu ria mungulurkan tangannnya dan kemudian di sambut juga oleh
kakaknya “dev, dev pettel” kak dev berusaha melepaskan tangan bu ria, tapi bu
ria terlalu erat menggenggamnya. “maaf bu, saya harus masuk ke ruangan” kak dev
akhirnya melepasnya dengan kasar dan langsung masuk ke kelas cha-cha. “ah cha,
kakak kamu lebih tampan dari Mr. Lee ya ?” cha-cha mengacuhkannya dan langsung
menyusul kak dev.
Dan, ketika
bu ria mengumumkan, cha-cha ternyata naik berada di peringkat pertama, dinda
pun naik ke peringkat tiga, sedangkan karen dan dea turun , dea ke peringkat 7
dan dea drop to the tenth . “cieee adik kakak dapet peringkat 1, selamat
ya.”kak dev mencium keningcha-cha,”hahah iya dong, tapi jangan lupa hadiahnya
ya kakak” cha-cha mengingatkan janjinya. “ah iyaaa..”
Liburan pun
di mulai, mereka langsung pulang ke rumah mereka masing-masing untuk mengambil
barang-barang mereka dan bersiap untuk berlibur ke rumah cha-cha di singapura.
Kali ini Lee bersama mereka, dia juga akan pulang ke kampung halamannya.
Setelah cha-cha menjemput ketiga sahabatcha-cha mereka pun langsung melesat ke
bandara.
Tak terasa
mereka sudah terbang melintasi birunya langit siang ini. “cha, brapa jam
jakarta ke singapura ?” dea bertanya, dia agak takut naik pesawat. “1 jam 30
menit, jakarta – singapura selisih 1 jam,jadi sekarang ini pukul 10.00 di sana
sudah pukul 11.00 ” kata cha-cha singkat. “oh untung saja” tampak dea terlihat
lega karna dia tidak perlu lama-lama di udara seperti ini. Di pesawat mereka
semua tidak banyak bicara, mereka semua sibuk sendiri-sendiri. Kak dev sibuk
dengan bukunya, Lee sibuk dengan psp nya, cha-cha sibuk dengan membaca novel
nya, dan ke tiga teman cha-cha sibuk dengan tidurnya. “baca apa cha ?” Lee
bertanya tetapi tetap fokus dengan psp nya. “novel harry potter” kata cha-cha
singkat dan tetap fokus ke novel nya. “ yang judul apa itu ? kamu juga suka
harry potter ?” kali ini iya berpaling ke arah cha-cha “harry potter and the
half-blood prince, iya aku suka banget harry potter” cha-cha menjawab tetapi
tetap fokus ke novel nya. “cha....” “ya ?”kata cha-cha singkat. “kenapa ?” kata
cha-cha menambahkan. “oh ga jadi” dia kembali ke game nya. “oh..” kata nya dan
cha-cha kembali kembali ke novel nya, tak ada perbincangan lagi di antara
mereka setelah ini.
Tak terasa
sebentar lagi akan sampai. “hey bangun, udah mau sampai ni” cha-cha
mengguncang-guncangkan badan ke tiga teman nya untuk membangunkannya, mereka
terbangun “ah uda sampai ? akhirnya” kata karen terlihat lega. Akhirnya pesawat
mereka mendarat di bandara changi. Mereka menuju ke mobil yang sudah menunggu
untuk menjemput mereka. Di perjalanan ketiga sahabat nya sibuk melihat-lihat
tatanan kota singapura.
Tak banyak
berubah, kota ini masih sama seperti dulu. Dengan tatanan kota yang rapi,bersih
dan teratur.berhubung hari masih belum gelap, Sebelum ke rumah mereka mampir ke
patung merlion untuk berfoto. tak lupa mereka singgah ke takhasimaya untuk berbelanja.
Setelah puas mereka pun langsung melesat ke rumah chacha.
Rumah cha-cha terletak di pulau
jurong, lebih tepat di daerah jurong west. Setibanya di rumah ternyata sudah
malam, waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 mereka langsung meletakkan barang-barang
mereka, Lee sudah kembali ke rumahnya, dan mereka berempat sepakat untuk tidur
di satu ruang yang sama. Mereka merencanakan kemana akan pergi besok pagi, dan
mereka memutuskan akan mengunjungi universal studios.
“eh cha
disini kok banyak yang pakai bahasa indo sih ?”dea agak bingung. “di sini ada
empat bahasa, bahasa inggris sebagai bahasa utama,bahasa melayu sebagai bahasa nasional,
dan di sini juga ada bahasa chines dan tamil” kata cha-cha menjelas kan dan di
jawab anggukan oleh ke tiga sahabat cha-cha.
“oh iya, aku
mau ngantar oleh-oleh dulu ya ke tetangga” cha-cha langsung keluar dan
mengambil oleh-oleh yang sudah cha-cha siapkan. cha-cha pun langsung langsut
melesat ke semua tetanggcha-cha, dan sampailah ke tempat yang terakhir. Yaitu
rumah Lee.
“yǔnxǔ”
cha-cha menggucapkan salam dan mengetuk pintu nya. Setelah beberapa lama
menunggu muncullah seorang pria, tampan,perawakannya mirip sekali dengan Lee.
Rambut lurus di potong rapi dan agak sedikit berdiri, kulit nya putih sangat
cocok dengan kaos hijau yang dia kenakan. “oh cha, nyari kak lee ? g ada, dia
lagi keluar” nada suaranya sangat menyebalkan. “astaga, ni orang ternyata masi
sama seperti dulu” batin cha-cha, pria ini adalah Ang, adik Lee. Dia seumuran
dengan cha-cha. “oh gak nyari Lee, mama-papamu ada ?” kata cha-cha semanis
mungkin, walaupun dalam hati sedikit kesal dengan orang ini, “kok ada anak
macam ini, ngeselinnya pake banget” batincha-cha. “ma..pa.. ” dia bertriak-triak sudah seperti tinggal di hutan saja. Dan
dia sama sekali tidak mempersilahkan cha-cha masuk, uurgghh menyebalkan sekali
orang ini. “who ?” terdengar suara lebih lembut dari dalam. “Lee’s girlfriend ” jawabnya seenaknya. “oh cha-cha” muncullah seorang wanita
yang berumur kira-kira 30th, tapi masih terlihat muda. “kok nggak di suruh
masuk ang ?” katanya sambil mempersilahkan cha-cha masuk dan duduk. “ah biarin
aja, ngapain juga nyuruh dia masuk” astaga, ni orang yaa.. ingin rasanya
cha-cha menghajar orang ini. Cha-cha tidak melakukan apapun tetapi dia begitu
mengesalkan. “ah gak usah di dengarkan ya cha, Ang cuman bercanda” kata mama
ang dengan senyum yang ramah, berbeda sekali dengan ang. Kok bisa orang sebaik
ini punya anak macam Ang. “ada apa cha nyari Lee ya ? Lee baru keluar sama papanya”
“oh nggak makcik, cha ke sini mau mengantar oleh-oleh” jawabcha-cha menjelaskan
maksud kedatangan nya, dan cha-cha pun menyerahkan apa yang cha-cha bawa ini.
“oohh, trimakasih cha” ibu ini tersenyum manis. “sama-sama makcik, cha pamit
dulu makcik, sudah di tunggu kawan di rumah, kebetulan cha bawa temen dari
indo” kata cha-cha menjelaskan. “ lho kok buru-buru cha ? biar di antar Ang ya
?sudah malam berbahaya” mampus ! pulang di antar Ang itu lebh berbahaya.
Mending pulang sendiri. “gak usah makcik terimakasih, nanti
merepotkan.” Kata cha-cha
sedikit was-was. “ah gak ngrepotin kok” tiba-tiba saja ibu Lee sudah pergi
memanggil Ang. “aduh,apa aku pulang sekarang aja ya ? tapi gak sopan” batin
cha-cha. Ibu Lee ternyata muncul lagi dan membawa Ang bersamanya sebelum
cha-cha sempat berfikir cara lain untuk kabur dari Ang. “yuk” kata Ang megajak
cha-cha untuk keluar. “aduh selamat gak ini sampai rumah” batin cha-cha.
Cha-cha berjalan agak di belakang. Tidak berani sejajar takut tiba-tiba dia
muncul ide untuk menjahilinya.
“aduh”
cha-cha terjatuh Karna sibuk memperhatikan gerak-gerik Ang sehingga cha-cha tak
meperhatikan jalan nya. Cha-cha melihat Ang langsung berbalik ke arah cha-cha
untuk melihat keadaan nya. “ kamu gak kenapa-napa ?” tanya nya, nada bicaranya
seperti khawatir yang di sembunyikan. Dia membantu cha-cha berdiri. Tapi
cha-cha susah untuk berdiri. Lutut cha-cha sakit sekli. Tiba-tiba dia langsung
menggendong cha-cha. “ah, turunin aku, aku masih bisa jalan kok” kata cha-cha
agak meronta. “sudah diem, kamu berdiri saja susah jadi gak usah sok bisa jalan
sendiri deh.” Katanya dan tetap fokus melihat ke depan. Cha-cha pun hanya
menurut. “Ternyata dia sudah agak berubah..aah semoga saja” batin cha-cha.
-TO BE CONTINUED-
(review please)
namanya .-. ga dev morata sekalian ? *eh
ReplyDelete*ga punya acc google nih jadi anonymous hehe*
-need not to know
ngakak pas baca bagian bu ria nya hahahah
ReplyDelete